Oleh : DR. Hamdan, MA*
Bulan Ramadhan adalah salah bulan yang paling mulia diantara bulan –bulan hijri lainnya. Diantara kemulian bulan ini adalah pada pintu surga dibuka pintu neraka ditutup dan syaithan dibelenggu, serta pahala amal perbuatan dilipat gandakan. Doa – doa makbul, rahmat dan keberkahan Allah diturunkan kepada makahluqnya,dan paling istimewa adalah pada bulan ini terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, inilah malam Lailatul Qadr.
Lailah berarti malam sedangkan Qadar secara bahasa memiliki banyak makna diantaranya kemulian, hukum, ketetapan dan kesempitan. Namun Lailatul Qadar secara bahasa banyak yang memaknai sebagai malam kemuliaan dan penentuan. Secara istilah lailatul qadar banyak dimemaknai sebagai malam kemuliaan dan malam penetapan.
Dinamakan dengan malam kemulian karena pada malam tersebut Allah menurunkan al-Quran. Dinamakan dengan malam penetapan karena pada malam tersebut Allah menetapkan segala ketetapan dan segala urusan bagi seluruh makhluk di muka bumi.
Sebagaimana dijelaskan Allah didalam Qur’an Surat al-Qadar ayat 1-3 yang artinya (1). Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemulian, (2) dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (3), Malam kemuliaan itu adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Dalam surah Ad Dukhan ayat 3 Allah menjelaskan bahwa Allah menurunkan Al-Quran pada malam lailatul qadr. Ini sejalan dengan surah al Baqarah : 185 yang menjelaskan bahwa al-Quran Allah turunkan pada Bulan Ramadan.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Ibnu Abbas dan banyak mufassir lainnya menjelaskan bahwa Allah menurunkan al-Quran itu sekaligus (30 Juz) dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian duturunka secara bertahap, sesuai konteks realitasnya dalam qurun waktu dua puluh tiga tahun kepada Rasulullah.
Berkaitan dengan ayat “Malam lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan” dalam Q.S.al-Qadr ayat 3, Ibnu Katsir menafsirkannya dengan ungkapan ”ketika malam kemulian itu menyerupai ibadah seribu bulan, maka ditegaskan dalam shahihaini dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda yang maksudnya”barang siapa yang bangun menghidupkan malam lailatul qadr dengan penuh keimanan dan penharapan akan pahala, maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosanya yang telah lalu.
Dalam hadits, Rasulullah banyak menjelaskan tentang lailaitul qadar, misalnya sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim serta beberapa Imam yang lainnya dari Sayyidah Aisyah yang artinya “Carilah keutamaan lailatul qadar pada malam-malam ganjil disepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”.
Adapun Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Dailami dari sahabat Anas bin Malik mengenai lailatul qadar menunjukkan bahwa lailatul qadar merupakan pemberian Allah kepada umat Muhammad dan tidak diberikan kepada ummat sebelumnya diakui oleh sebagian ulama bukanlah sebuah hadist.
Dalam hadist yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Malik “sesungguhnya Raslullah diperlihatkan oleh Allah mengenai umur-umur manusia sebelumnya yang panjang sedangkan umur manusia berikutnya semakin pendek, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan amalan sebagai ummat sebelumnya, atas pertimbangan itu Allah menurunkan lailatul qadar”.
Dalam Hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad mengenai seorang sahabat yang menanyakan kepada Rasulullah mengenai lailatul qadar, apakah pada bulan Ramadan atau pada bulan selain Rmadan Rasulullah menjawab pada bulan Ramadan”.
Mengenai tanda-tanda lailatul qadar berdasarkan beberapa riwayat adalah matahari yang terbit pada pagi harinya yang tanpa sinar yang terik, malam yang mudah, indah, tidak panas dan tidak dingin.
Menyangkut kesempatan emas akan adanya malam lailatul qadr yang Allah turunkan dalam setiap Ramadhan maka ada beberapa hal yang dapat difahami oleh setiap muslim agar mendapatkan kemulian lailatul qadr yang Allah turunkan pada bulan Ramadhan.
Pertama, Setiap muslim menyadari akan arti penting kemulian malam lailatul qadr. Betapa agung malam itu sehinggga dengan adanya kesadaran mengenai keagungan malam lailatul qadr menjadikan sebagai sesuatu yang diinginkan dan menjadi pengharapan sehingga akan mempengaruhi totalitas diri dalam bulan Ramdhan.
Kedua, Allah menjadikan keutamaan bulan Ramadhan sebagai bulan yang paling agung diantara bulan-bulan lainnya, sehingga dianjurkan untuk menggunakan moment Ramadhan untuk melakukan ibadah-ibadah baik maghdhah maupun ghairu maghdhah dengan optimal.
Ketiga, Orang-orang yang beriman menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, Allah berhak memberikan segala sesuatu kepada seseorang . Oleh karenanya memohon kepada Allah adalah salah satu senjata yang mesti dipergunakan seorang mukmin. Demikian pula dengan mengharapkan lailatul qadr.
Sebagaimana yang menjadi kebiasaan orang yang shalih bahwa jauh sebelum Ramadhan hadir maka mereka memohon kepada Allah agar disampaikan kepada bulan Ramadan. Dengan doa “Allahumma bariklana fi syahri Ramadhan wa balligna lailatal qadr” yang artinya “ya Allah berilah keberkahan pada bulan Ramadan dan sampaikanlah kami kepada malam lailatul qadar”.
Dari doa yang disampaikanitu maka seorang muslim seharusnya semenjak awal Ramadan senantiasa memohon kepada Allah agar dinaugerahi kemulian malam lailatul qadr tersebut.
Keempat, Perlu disadari oleh setiap muslim bahwasanya kemuliaan malam lailatul qadr yang Allah turunkan pada bulan Ramadhan, daqpat dikatakan sebagai sesuatu yaang misteri, mengapa? Sebab kapan terjadinya malam lailatul qadr itu adalah sesuatu yang sangat misterius.
Pendapat-pendapat yang muncul tentang kapan terjadinya malam lailatul qadr dibulan Ramadan sangat beragam. Ada yang mengatakan kemungkinan lailatul qadr ada setiap malam di bulan Ramadhan, namun pendapat yang terkuat adalah terjadi pada 10 malam terakhir bulan Raamadhan.
Kemudian dikuatkan dengan hadits Rasulullah yang memerintahkan kita untuk mencarinya pada malam ganjil, sedangkan malam ganjil dari 10 malam yang terakhir tersebut ada beberapa malam sebagai malam yang kemungkinan terjadinya lailatul qadr.
Pada dasarnya apa yang menjadi alasan bahwa Allah menyembunyikan malam lailatul qadr tersebut dengan tidak menjelaskan kapan terjadinya ini disebabkan agar umat muslim, mempunyai keseriusan dalam mencari kemungkinan besar terjadinya lailatul qadr dengan melakukan segala usaha yang memungkinkan dan maksimal agar malam lailatul qadr dapat diraih dengan sempurna.
Disamping itu malam lailatul qadr bukan dianalogikan seperti seseorang yang akan memberikan doorprize kepada orang tertentu yang diinginkannya, akan tetapi malam lailatul qadr adalah malam dapat dinikmati siapa saja yang mempunyai keseriusan dalam mencari malam istimewa tersebut.
Dalam 10 malam terakhir sunnah menganjurkan untuk lebih memperkuat amalan ibadah, doa, dan i’tikaf serta kurangi tidur pada malam hari. Kesemuanya adalah upaya yang dapat dilakukan oleh seorang muslim dalam upaya untuk mendapatkan malam seribu bulan yang sangat didambakan oleh siapa saja yang menginginkan keridaan dan kecintaan Allah.
*Penulis adalah dosen IAIN Takengon dan pemerhati sosial keagamaan