Oleh : Husaini Muzakir Algayoni*
Alquran adalah risalah Allah Swt untuk seluruh umat manusia yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai pedoman hidup umat Islam, risalah (pesan) yang terkandung dalam Alquran mempunyai tema-tema yang beragam; mulai dari tauhid, akhlak, sejarah, dan lain sebagainya.
Apa saja yang diberitakan Allah dalam Alquran kita mengimaninya dan tidak ada keraguan sedikitpun terhadap kebenaran Alquran, sebagaimana firman Allah QS. an-Nisa [4]: 105 “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran….”
Allah memberi pesan kepada manusia dengan beragam cara sesuai mental dan kapasitas cara berpikir manusia dalam menerima kebenaran Alquran.
Ada manusia yang cepat menerima, karena memiliki kemampuan berpikir yang tajam. Ada juga manusia yang tidak mudah menerima kebenaran yang dibawa Alquran, dan ada manusia yang bersikap apriori terhadap kebenaran Alquran.
Nah, manusia yang cepat menerima pesan Alquran, tidak menggunakan gaya bahasa dengan ungkapan-ungkapan yang memakai penguat/ta’kid karena terbuka hatinya dalam menerima kebenaran Alquran. Untuk tipe selanjutnya disampaikan dengan menggunakan penguat sesuai dengan kebutuhan.
Sementara manusia bersikap apriori terhadap kebenaran Alquran, pesan yang disampaikan dengan uslub, gaya bahasa yang bukan saja menggunakan ta’kid, tetapi juga menggunakan qasam. Nah, apa itu qasam? gaya bahasa Alquran untuk manusia apriori, manusia yang berat dan tidak suka menerima kebenaran Alquran.
Kata aqsam merupakan jamak dari kata qasam yang berarti sumpah dan fungsi dari qasam itu sendiri dalam Alquran untuk menghilangkan keraguan menguatkan hujjah, dan memperkuat informasi.
Di bawah ini beberapa contoh ayat dalam Alquran berbentuk qasam, penulis hanya menguraikan ayat-ayat yang berasal dari al-muqsam bih yang merupakan bagian dari unsur-unsur qasam.
al-Muqsam bih, Allah bersumpah dengan dirinya Maha Suci, disifatkan dengan sifat-sifat atau dengan ayat-ayatnya yang merupakan kepastian bagi zat dan sifat-sifatnya. Allah bersumpah dengan sebagian makhluk-makluknya, ini menjadi dalil bahwa Allah membesarkan ayat-ayatnya, di dalam Alquran Allah bersumpah dengan dirinya terdapat pada tujuh ayat, yaitu:
Pertama, QS. at-Tagabun [64]: 7
Orang-orang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), “Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan.” Dan yang demikian itu mudah bagi Allah.
Kedua, QS. Saba’ [34]: 3
Dan orang-orang kafir berkata, “Hari kiamat itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah, “Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang dilangit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfuz).
Ketiga, QS. Yunus [10]: 53
Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad), “Benarkah (azab yang dijanjika) itu?” Katakanlah “Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan kamu sekali-kali tidak dapat menghindar.
Keempat, QS. Maryam [19]: 68
Maka demi Tuhanmu, sungguh pasti akan Kami kumpulkan mereka bersama setan, kemudian pasti akan Kami datangkan mereka ke sekeliling jahanam dengan berlutut.
Kelima, QS. al-Hijr [15]: 9
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran dan pasti kamu pula yang memeliharanya.
Keenam, QS. an-Nisa [4]: 65
Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
Ketujuh, QS. al-Ma’arij [70]: 40
Maka Aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sunggu, Kami pasti mampu.
Di dalam ayat lain, Allah Swt bersumpah dengan makhluk-makhluknya seperti firman Allah Swt yang berbunyi:
Demi fajar, demi malam yang sepuluh.” (QS. al-Fajr [89]: 1-2).
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), demi siang apabila terang benderang, demi penciptaan laki-laki dan perempuan. (QS. al-Lail [92]: 1-3).
Aku bersumpah demi bintang-bintang. (QS at-Takwir [81]: 15).
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, demi gunung Sinai. (QS. at-Tin [95]: 1-2).
Untuk lebih jelasnya tentang qasam dalam Alquran, mari sama-sama belajar sehingga bisa mengetahui lebih jauh bentuk-bentuk qasam mulai dari unsur-unsur qasam meliputi adat qasam, al-muqsam bih, dan al-muqsam ‘alaih.
Sementara macam-macam-macam qasam ada dua, yaitu: qasam zahir dan qasam mudmar.
Dari pembahasan singkat di atas, dapat diketahui bahwa pesan Alquran yang disampaikan kepada manusia apriori yaitu jenis manusia yang berat menerima kebenaran Alquran maka disampaikan dengan qasam.
Sementara manusia yang jernih pikirannya, mau menerima kebenaran Alquran tidak perlu dengan qasam.
Bahan Bacaan:
Asep Usman Ismail, “Aqsam Alquran”, dalam Pengantar Kajian Alquran: Tema Pokok, Sejarah dan Wacana Kajian. Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2004.
Manna’ al-Qatthan. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an dan Hadits. Terjemahan Umar Mujtahid. Jakarta: Ummul Qura, 2017.
*Penulis, Kolumnis LintasGAYO.co. Mahasiswa Prodi Ilmu Agama Islam (Konsentrasi Pemikiran Dalam Islam) Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh.