[Saer Gayo] Ibrahim Kadir
I Kutemu
: Kin Rasjid B, Djahidin Minosar
Aku singah kupuset ni kutemu, Jakarta
Muniri kuwani ledakke rumpul sebujur
Kesah engkat wan beltekni lampu musempur
Jejaringku makin naru
Pe awe-awe i puset kutemu, kutengku
Mejen malak wan bengi
Bengi wan porak berganti
Segele simunosah rasa
Murasa kudiringku
Kutemu munyuen bunge i atengku
Karena kutemu bunge nge muperdu
Tape
Kutengkupe ara bunge-bunge musempur
Atas tangkir-tangkir pucuk ni baur
Antara kutemu den kutengku mubeda
Munosah rasa [SY]
*Dikutip dari kumpulan (buku stensilan ejaan lama) puisi dua bahasa Gayo-Indonesia karya Ibrahim Kadir “Gentala”. Lembaga Kebudayaan Gayo Alas, Jakarta, 1971. Editor LK. Ara.
Ibrahim Kadir, lahir di Kemili, Takengon pada tanggal 31 Desember 1942. Seorang seniman, penyair, koreografer dan aktor Gayo. Karya-karyanya telah memperkaya khazanah sastra Gayo. Ia dikenal luas nasional dan internasional dari perannya dalam film “Tjoet Nja’ Dhien” (1990, Sutradara Eros Djarot), “Puisi Tak Terkuburkan” (2000, Sutradara Garin Nogroho), film dokumenter “Penyair Dari Negeri Linge” (2001 Sutradara Aryo Danusiri).
Menulis puisi berbahasa Gayo sejak tahun 1953. Sebagai aktor film “Puisi Tak Terkuburkan” yang ia perankan berhasil mendapatkan penghargaan “Silver Screen Award for Best Asian Actor” pada Festival Film Singapura 2001, dan “The Best Actor” dalam Festival Film Cinefan India 2001, serta penghargaan pemeran terbaik ke 2 dalam Festival Film Jokarno di Italia 2000.