Berburu ‘Permata’ di Bulan Istimewa

oleh

Oleh : Dr. Hamdan, MA*

Alhamdulillah pada hari ini jumat, merupakan hari pertama kita melaksanakan puasa di bulan Ramadhan tahun 1441 Hijriyah. Betapa hal ini menyenangkan hati orang yang beriman ketika bersua dengan bulan agung nan penuh berkah langsung pada hari jumat.

Syukurnya lagi insya Allah 4 hari jumat lagi kita akan menemukan hari yang paling mulia pada bulan Ramadhan 1441 ini. Tentu bagi yang memahaminya merupakan salah satu anugerah Ilahi untuk hamba-Nya dalam situasi serangan virus corona yang mencekam tidak menentu ini dan kita tidak tau kapankah semua ini akan berakhir.

Salah satu keyakinan seorang yang beriman adalah sifat optimisme yang tentunya tidak boleh lekang dari diri, sebab pesimisisme adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah.

Sudah jelas bahwa orang yang putus asa dari rahmat Allah termasuk golongan yang sangat dibenci-Nya. Dalam keadaan bagaimana pun seorang muslim yang beriman harus meyakini semua ada jalan keluarnya.

Sebagaimana dalam tulisan sebelumnya yang pernah penulis gambarkan bahwa problem atau kesulitan yang ditemukan seorang muslim maupun orang mukmin adalah akibat hukuman Allah atas mereka. Ini disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.

Problem yang kita hadapi sangat beragam. Minsalnya aspek ekonomi, pendidikan, sosial dan ragam problem lainnya. Terkadang bertahun-tahun berdo’a dan mencari jalan keluar dari problem tersebut namun tidak ada terbayang solusinya dan kehidupan dirasakan terkadang makin sulit.

Perasaan syukur, gembira dan juga optimisme mestilah kita miliki. Ini semua akan menambah kesadaran diri dan juga keinginan yang sangat kuat untuk menggunakan kesempatan yang sangat berharga ini. Mudah-mudahan dengan menggunakan kesempatan emas ini maqam (kedudukan) kita di hadapkan Allah bisa meningkat.

Merujuk kepada tulisan Johansyah di Compasiana.com (23/04) dapatlah dipahami bahwa bulan ramadhan bagaikan kita memasuki satu kegiatan pendidikan dan latihan (Diklat) ramadhan.

Ini lazim dikenal di dunia PNS di mana kegiatan Diklat adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi dan dilaluinya semenjak seseorang diangkat menjadi seorang pegawai negeri dan juga dalam perjalanan karier demi mendapatkan sertifikat kelulusan untuk meningkatkan karir mereka.

Di mata Allah, manusia itu sangat lemah karena memang kita ini makhluk yang diciptakan dalam keadaan begitu lemah. Dengan berbagai kelemahan tersebut, betapa pentingnya kita memanfaatkan peluang emas ramadhan ini dalam rangka meminta kekuatan kepada sang Khaliq. Begitu juga dengan pentingnya untuk menunjukkan kelemahan kita kepada sang Khaliq.

Maka waktu yang istimewa tersebut Allah persembahkan untuk kita agar mampu membangun dan meningkatkan kualitas kemanusiaan kita.

Sebagai manusia yang mengakui betapa kita mempunyai banyak kesalahan-kesalahan yang kita lakukan kepada sang Khaliq Pencipta, mungkin berupa kesombongan, ingkar kepada perintah-Nya, tidak menggunakan nikmat-nikmat-Nya dalam mencari keridhaan-Nya.

Bahkan terkadang kita mencari murka-Nya. Jadi kita memerlukan waktu yang istimewa untuk menyatakan dan mengakui kesalahan-kesalahan yang dilakukan sehingga dengan kasih sayang kepada makhluk-Nya dipersembahkanlah bulan ramadhan.

Begitu juga betapa banyak keinginan yang kita minta kepada Allah sang Pencipta. Kita perlu momen-momen istimewa untuk memohon kepada Allah agar lebih memperhatikan apa yang kita inginkan, lalu Allah menurunkan bulan Ramadhan ini. Alangkah bersyukur atas limpahan rahmat dan kebaikan-Nya untuk kita.

Sebagai momen yang istimewa ada banyak hal yang perlu kita perhatikan dalam bulan ramadhan ini supaya saat yang teristimewa tersebut benar-benar menjadi karunia yang istimewa untuk kita.

Abu Lais As-Samarkan dan juga banyak ulama yang menjelaskan agar suatu amal ibadah diterima Allah serta mendapatkan limpahan kebaikan dari amalan baik tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagaimana ulasan berikut.

Pertama, pentingnya memiliki bekal yang cukup agar amalan tersebut diterima, memberikan rahmat dan kebaikan untuk pelakunya bekal tersebut berupa ilmu pengetahuan.

Banyak yang tidak diterima amal ibadahnya disebabkan orang tersebut tidak memiliki pengetahuan terhadap satu amal yang menyebabkan amal ibadahnya rusak atau tidak memenuhi standar mutu ibadah.

Ibadah puasa adalah salah satu ibadah yang sangat tinggi kesulitannya. Oleh sebab itu jika orang yang berpuasa menginginkan puasanya bukan sekedar puasa biasa, syarat memiliki ilmunya adalah hal tidak bisa ditawar-tawar sebab ilmu yang dimiliki adalah modal utama untuk mewujudkan ibadah berkualitas.

Sebagian ulama mengatakan bahwa amal adalah makmum sementara ilmu adalah imamnya.

Kedua, niat. Dalam beramal niat melakukan amalan tersebut sangat penting untuk diperhatikan. Bukan hanya yang dimaksud niat puasa ramadhan yang dilakukan pada malam harinya, namun intinya adalah bahwa keridhaan Allah yang diharapkan dalam melaksanakan perintah puasa tersebut.

Ketiga, sabar. Pada dasarnya ibadah apapun menuntuk seseorang agar dia bersabar dalam melaksanakan apa pun yang diperintahkan Allah kepadanya. Begitu juga tentunya dengan ibadah puasa ramadhan, seseorang harus mampu bersabar.

Keempat, ikhlas. Pada dasarnya ikhlas adalah memurnikan segala perbuatan yang dilakukan dalam rangka mencapai dan mencari keridhaan Allah. Tidak mungkin mendapatkan keistimewaan yang diharapkan jikalau momen istimewa ini tidak diisi dengan program positif yang tentunya bukan saja puasa dan shalat lima waktu.

Lebih dari itu, program yang dimaksud adalah satu perencanaan kegiatan yang strategis dan matang dalam upaya untuk memanfaatkan bulan agung tersebut dengan beragam ibadah selain yang ibadah yang bersifat wajib seperti puasa ataupun shalat.

Semoga Allah memudahkan kita dalam upaya meraih berbagai keistimewaan di bulan yang istimewa ini. Mari bersemangat di bulan ramadhan ini, sehingga kita semakin dekat dengan ridha Allah. Amin.

*Dosen IAIN Takengon dan Anggota MPU Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.