Selamatkan Petani Dengan Eksekusi, Bukan Dengan Kata-Kata

oleh

Oleh : Rizky Maqbul*

Ketika pemerintah melihat kondisi masyarakat dari jendela kantor, maka observasi dan analisa yang dilakukan hanya akan menemukan hasil bahwa masyarakat tetap baik-baik saja, karena yang dilihat hanya hingar bingar dan kendaraan yang berlalu lalang seolah menggambarkan bahwa masyarakat anda dalam kondisi seperti hari-hari biasanya. Begitu kata analis data.

Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) khususnya daerah Gayo masih mengunakan cara berpikir ortodoks. Artinya pemerintah di Gayotidak berpikir untuk menyiapkan strategi pencegahan dampak pembatasan aktivitas masyarakat yang sedang berjalan sekarang terhadap perubahan siklus pasar, sehingga masyarakat harus kembali menelan pil pahit perubahan harga jual kopi, karena ketidaksiapan pemerintah akan perubahan siklus ekonomi saat ini.

Kondisi lapangan saat ini harga jual kopi di seputaran kampung gelelungi kecamatan pegasing dan sekitarnya, biji (gelondong) seharga 6000-7000 rupiah yang semula berkisar antara 10.000-13.000 rupiah, Labu kopi yang semula berkisar antara 30-32 ribu rupiah kini hanya dapat dijual di kisaran harga 25-27 ribu rupiah saja.

Sepatutnya dari awal, Pemerintah Kab Aceh Tengah sejak wacana pembatasan aktivitas masyarakat karena Virus Covid-19, Pemerintahan daerah sudah menyiapkan skema dan strategi untuk menghadapi akibat-akibat yang akan ditimbulkan karena kebijakan tersebut, sehingga masyarakat yang berprofesi sebagai petani kopi di daerah gayo tidak menjadi korban turunya harga kopi yang sangat drastis, seperti yang sedang mereka alami sekarang.

Terlepas dari kelalaian tersebut, pemerintah saat ini harus benar-benar serius mencari solusi terhadap anjloknya harga jual kopi dari petani, sebelum masyarakat terjebak dalam kondisi terjepit yang dapat menyebabkan kekecauan tentunya.” Inget-inget sebelum kona, ike nge musepit bur atas mera mujadi rata”.

Pemerintah setempat harus lebih serius mengeksekusi solusi resi Gudang, pemerintah dengan segala kebaikan hatinya disarankan tidak hanya menghimbau tapi benar-benar mengeksekusi hal tersebut secepatnya sehingga manfaat dari sistem resi gudang sebagai pembiayaan alternatif yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, dengan power yang dimiliki pemerintah sepatut nya mampu dengan cepat dan akurat melaksanakan skema ini.

Kami berharap bupati tidak sebatas bertugas sebagai penghimbau tapi benar-benar melaksanakan strategi dan solusi dengan kerja yang nyata. Karena pada faktanya sampai belum ada masyarakat yang merasakan manfaat dari adanya pemerintah bagi kondisi petani saat ini. Jangan sampai masyarakat merasa tidak lagi memerlukan pemerintah dalam kehidupan bernegara.

Sistem resi gudang dapat memberikan bantuan pembiayaan kebutuhan petani, seperti kebutuhan sehari-hari sampai pada kebutuhan modal kerja, seperti biaya belanja pupuk dan pengontrolan/perawatan lahan kerja.

Petani dapat menyimpan hasil panen nya di gudang saat harga jual rendah seperti saat ini, dan mendapatkan pinjaman modal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, selanjutnya dapat menjual kembali hasil panen saat harga tinggi atau saat kembali dalam kondisi harga jual yang normal.

Pemerintah jangan jadikan gedung resi gudang yang megah itu sebagai sarang hantu, maksimalkan kebermanfaat nya untuk kebaikan masyarakat, mulailah dengan memberikan pengetahuan kepada para petani tentang gedung tersebut, supaya kedepan petani punya kesempatan menjual hasil pertanian mereka saat harga tinggi dan punya jalan keluar ketika harga jual rendah seperti kondisi saat ini, atau jangan-jangan hanya oknum-oknum tertentu yang boleh menggunakan sistem resi gudang tersebut

Sebagai penutup kami meminta kepada pemerintah setempat untuk melakukan langkah kongkrit untuk merealisasikan skema pembiayaan.

*Komunitas Pemuda Petani Kopi Gelelungi

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.