Oleh : Drs. Jamhuri Ungel, MA*
Corona atau Civid-19 adalah virus yang berasal dari Wuhan Cina, Virus ini membuat penduduk dunia kalang kabut dan kebingungan, karena penyakit ini Tidak mengenal jabatan dan strata manusia, tidak mengenal orang berilmu dan orang yang tidak bisa tulis baca, bahkan mereka yang ahli di bidang virus juga menjadi mangsanya.
Selama ini Fakultas Kedokteran menjadi favorit di negeri kita, setiap orang yang ingin melanjutkan pendidikan kejenjang Perguruan Tinggi mereka sealu melirik Fakultas kedokteran dan kita yakin dengan adanya penyakit corona ini fakultas kedokteran akan lebih diminati, karena kasus covid-19 ini membuat semua orang penasaran dan tertantang untuk mengkajinya.
Kemampuan ilmu kedokteran kita dicoba dan ternyata masih jauh tertinggal dengan kemampuan mereka yang merekayasa covid-19 ini.
Para ulama juga kebingunan dalam menghadapi covid-19, sehingga ada pernyataan bahwa corona ini adalah tentara Tuhan dan menurut Quraiys Syihab seorang ahli tafsir Indonesia mengatakan corona adalah tentaran sysitan.
Sebagian Ulama mengatakan dalam menghadapi musibah corona dengan mendekat diri kepada Allah (dengan tidak merasa takut dan jangan mau dilarang ke masjid), tetaplah buka masjid sebagaimana biasa, karena dengan kehendak Allah semua (bala atau penyakit atau musibah) akan hilang. Dan kalau mati dalam kondisi ini berarti kita mati dalam kehendak Allah.
Satu kelompok lagi berpendapat harus menghindar dari carona, dengan mengikut pendapat para ahli tentang virus, sehingga ketika dilarang ke masjid maka jangan datang ke mesjid dan ketika dilarang shalat berjamaah mereka tidak shalat berjamaah, bahkan ketika shalat jum’at yang hukumnya wajib dilarang dikakukan mereka juga mematuhinya.
Untuk menyikapi keberagaman pendapat/sikap yang muncul dalam masyarakat, para pengambil kebijakan (pemerintah) juga merasa bingung, karena mereka tidak berani mengatakan kalau penyakit corona itu akan datang (terjangkit) kepada setiap orang, karena semua orang sebenarnya bisa menghindar dari virus tersebut dengan cara menjaga jarak, mamakai masker, dan selalu mencuci tangan dan menjaga kesehatan.
Tapi juga tidak bisa memastikan kalau mereka yang melaksanakan prosedur tersebut pasti tidak tertular virus. Yang jelas pemerintah berupaya meyakinkan masyarakat kalau dampak dari virus itu sangat berbahaya, sebagai buktinya seluruh dunia mengatakan itu bahaya, dan telah banyak Negara yang mengalaminya.
Solusi Pemahaman
Mencoba untuk memahami sebuah ayat dalam al-Qur’an…
إن الله فالق الحب والنوى يخرج الحي من الميت ومخرج الميت من الحي ذلكم الله فأنى تؤفكون (الأنعام : 95)
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (yang memiliki sifat-sifat) demikian Ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling. (al-an’am. 95)
Dalam ayat di atas ada dua kata mempunya arti sama namun tulisannya berbeda yaitu “يخرج “ dan “ مخرخ “ dalam kata yang pertama menggunakan kata kerja yang pelakunya kembali kepada Allah tidak ada yang lain, dan pada kata yang kedua menggunakan kata pelaku yang pelakunya nampak.
Menurut para ulama kata yang pertama pelakunya hanya Allah yang mempunyai wewenang untuk menjadikan kehidupan atau menciptakan dari tidak ada.
Sedang menurut sebagian ulama kata yang kedua menunjukkan pelaku juga bisa selain Allah yang mematikan yang hidup atau meniadakan yang ada. Artinya manusia atau makhluk selain Allah juga mempunyai kemampuan mematikan yang hidup (ingat untuk hal ini sebagian ulama ada tidak sepaham).
Sebagai contoh untuk pendapat kedua bisa kita sebutkan sebagai berikut :
Seseorang yang melakukan pembunuhan dihukum dengan hukuman qishash (bagi pembunuhan sengaja / Qatl al-‘amad) dan membayar diat (bagi pembunuh tidaksengaja / qatl al-khatha’).
Artinya orang yang melakukan perbuatan membunuh baik sengaja atau tidak sengaja dihukum, kalaulah manusia tidak punya kewenangan untuk menghilangkan nyawa tentu dia (pembunuh) bisa menjawab atau memberi alasan kalau yang menghilangkan nyawa itu hanya Allah, dan mengatakan dalam perbuatan ini dia tidak bersalah.
Demikian juga dengan seorang dokter, kalau dia tidak mempunyai upaya untuk menghilangkan nyawa dan mempertahankan kehidupan orang, tentu dia akan membiarkan semua pasiennya. Karena semua uapaya yang dia lakukan tidak ada artinya.
Dalam kaitan dengan covid-19, kita yakin bahwa virus corona pasti ciptaan Allah, karena Allah yang mempunyai otoritas dalam penciptaan.
Lalu ketika Allah menciptakannya, manusia menemukan virus tersebut dan selanjutnya manusia mampu menjadikan virus tersebut sebagai alat pembunuh manusia atau juga hewan dan lain-lainnya.
Karena itu juga manusia dapat mengetahui penangkal atau obat dan cara menghindar dari virus tersebut.
Karena manusia mempunyai kemampuan dalam mempertahankan nyawa atau memperpanjang umur dalam batasan tertentu, maka manusia harus menggunakan penangkal atau obat dalam mepertahankan hidupnya dari wabah seperti virus corona atau covid-19, manusia harus mau menghindar dari musibah yang dapat merusak hidup dan tujuan hidup mereka.
Diantara yang mereka harus hindarkan adalah adanya kontak fisik dan harus menjaga jarak. Karena itu semua aktivitas yang berpotensi adanya kontak fisik dilarang.
Tidak hanya sekedar larangan biasa tetapi larangan harus dipatuhi karena berdasarkan hasil penelitian dan kajian ilmuan serta pengalaman beberapa Negara kalau virus ini sangat berbahaya.
Bahkan dalam hal pelaksanaan ritual keagamaan seperti shalat wajib yang seharusnya berdekatan bisa dilaksanakan harus menjaga jarak, shalat yang seharusnya dilaksanakan dan shah apabila dengan banyak orang maka untuk sekarang ini dilarang, seperti halnya shalat jum’at, ibadah umrah, dan lain-lainnya.
*Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN ar-Raniry Banda Aceh dan Pengkaji Hukum Islam dan Budaya