Oleh : Turham AG, S. Ag, M. Pd*
Lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimaksudkan untuk menangani Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang populer dengan nama virus corona. Pembatasan tersebut berkaitan dengan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19 dan untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus tersebut.
Sejak diberlakukannya physcal distancing atau pengaturan jarak fisik yang berlangsung ketat, mengharuskan orang tetap berada dalam rumah masing-masing. Dua pekan lebih kurang anak-anak sudah tidak masuk sekolah demi menghindari penyebaran covid-19 secara lebih luas. Bukan hanya anak sekolah, tetapi masyarakat juga disuruh berdiam diri dirumah untuk memutus mata raintai penularan pandemik yang mematikan.
Selama physcal distancing lebih kurang 81 hari kedepan merupakan kesempatan baik bagi orang tua untuk menerapkan parenting education terhadap anak-anak selama berada dirumah. Mengingat parenting sebagai proses pembelajaran, pengasuhan, interaksi antara orang tua dan anak.
Parenting education merupakan pola pengasuhan dan pendidikan bagi anak yang harus diketahui dan dilaksanakan sertiap orang tua sebagai pekerjaan dan ketrampilan dalam mengasuh serta mendidik anak.
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam parenting seperti memberi petunjuk, memberi makan, memberi pakaian serta melindungi anak dari hal-hal yang membahayakan sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensi (fitrah) anak yang telah dibawa sejak lahir.
Prinsipnya parenting education merupakan hak bagi anak yang harus selalu diberikan oleh orang tua, baik dirumah maupun di sekolah. Akan tetapi mungkin karena kesibukan sebahagian orang tua selama ini maka parenting hanya diberikan guru di sekolah. Padahal parenting education adalah kewajiban dan tanggungjawab orang tua untuk memenuhi hak bagi anak-anak mereka.
Parenting juga sebagai proses interaksi antara orang tua dan anak-anak yang mungkin selama ini jarang terjadi akibat kesibukan masing-masing. Selama physcal distancing ini interaksi dapat dilaksanakan dengan menerima request jenis masakan dan makanan saat nourishing atau memberi makan. Orang tua juga harus berperan sebagai guiding atau pemberi petunjuk dan pengarah serta sebagai protecting atau melindungi anak-anak dari segala gangguan yang dapat menghalangi tumbuh kembang anak terutama berkaitan dengan physcal distancing
Tetkait dengan physcal distancing maka penerapan parenting senagai perlindungan terhadap kesehatan bagi anak, guna mencegah penularan atau memutus mata rantai virus Covid-19 dan tindakan menjaga jarak 1 atau 2 meter dengan orang lain secara individu maupun dalam jumlah banyak atau dalam kerumunan.
Selama physcal distancing anak-anak harus tetap belajar, namun waktu dan cara belajar yang berbeda dengan di sekolah. Sejak 16 Maret sampai 29 Mei 2020 kegiatan belajar dilakukan secara mandiri dan canggih karena menggunakan media online antara guru dan anak, kondisi demikian menuntut kehadiran orang tua untuk membimbing anak belajar sekaligus bertindak sebagai sebagai guru.
Anak yang biasanya aktif dalam berbagai kegiatan dan keramaian tentu akan merasakan kesepian, bosan, khawatir bahkan setres dengan kondisi physcal distancing yang mengharuskan mereka tetap berada dirumah
Saat inilah waktu yang tepat bagi orang tua melaksanakan parenting dalam keluarga secara optimal sebagai suatu upaya pendidikan bagi anak-anak, dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia dalam keluarga dan lingkungan sekitar serta melatih anak belajar mandiri untuk menghilangkan rasa bosan, rasa terkurung, membuat anak merasa nyaman dan terhibur dengan melakukan kegiatan belajar mandiri tersebut.
Kegiatan belajar mandiri dengan parenting education dapat dilakukan melalui kegiatan :
1. Berwisata
Orang tua dapat mengajak anak berwisata kekebun, kesawah atau taman milik keluarga sambil memperkenalkan apa saja yang ada dalam kawasan tersebut sebagai pengetahuan dan pengalaman belajar bagi mereka
2. Bersilaturrahmi
Orang tua masih dapat mengajak anak bersilaturrahmi dan bersosialisasi dengan temannya maupun saudara melalui bantuan teknologi komunikasi seperti Telephon, Video Call, WhatsApp, Instagram, Twitter atau Skype.
3. Olahraga
Melakukan olahraga bersama keluarga, selain untuk kesehatan, juga dapat menghilangkan kebosanan, namun olahraga yang dipilih tentu harus yang dapat dilaksanakan dirumah seperti berjalan santai keliling rumah atau melakukan senam bersama dan lain-lain
4. Biarkan anak melihat hiburan
Pada saat tertentu biarkan anak menikmati hiburan di media sosial, namun penggunaan media sosial harus tetap dalam pengawasan orang tua. jika perlu orang tua yang mengatur terlebih jenis tontonan yang sesuai dengan anak-anak agar terhindar dari tontonan yang tidak semestinya dia lihat.
5. Melakukan hal baru
Hal baru yang dapat dilakukan orang tua bersama anak adalah melakukan percobaan-percobaan berdasarkan ide atau pengalaman orang tua dan dipastikan anak mendapat pengetahuan dan pengalaman baru tentang yang akan di uji cobakan seperti praktek membuat kue, menguji caba resep makanan dan lain-lain. Percobaan tersebut tentu akan meningkatkan gairah belajar anak sehingga selain menghilangkan rasa bosan pada anak juga akan membuatnya tetap aktif berpikir
6. Memasak bersama
Memasak bersama akan menjadi sesuatu yang menarik, karena selama ini hanya mungkin ibu sendirian yang menyiapkan makanan untuk keluarga. Memasak bersama dapat dimulai dari merequest makanan yang akan dimasak, selanjutnya dilakukan proses masak bersama dan diakhiri dengan makan bersama.
7. Bercerita dan main tebakan
Satu hal yang tidak mungkin terlepas dari dunia anak adalah bercerita dan main tebakan bersama keluarga. Tentang apa saja dapat diceritakan selama mengandung nilai pendidikan didalamnya. Bisa jadi cerita tentang virus corona yang menyebabkan terpaksa belajar dirumah, termasuk cerita keluarga juga bisa menjadi tema dan lain-lain.
Demikian juga dengan tebak-tebakan, dilakukan selain sebagai hiburan dan mengasah otak juga dapat mencairkan suasana, sehingga dapat mengusir rasa bosan yang melanda keluarga.
8. Membimbing anak mengerjakan tugas
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa selama physcal distancing anak-anak akan tetap belajar, kendati berada dirumah dan kewajiban orang tua melakukan bimbingan, maka ketika anak merasa kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan guru secara online, orang tua hadir dan siap membantu kesulitan anak. Sehingga anak tetap merasa aman, nyaman dan tetap bersemangat belajar dan mengerjakan tugas dengan sungguh
Melalui berbagai kegiatan parenting selama berlakunya physcal distancing rasa jenuh, bosan, khawatir, cemas, was-was dan bahkan setres yang dialami anak-anak dan orang tua akan sedikit terobati.
Demikian juga dengan keluarga yang selama ini jarang berkumpul bersama, jarang bercengkrama, jarang mengedukasi anak-anak tentu akan membuat keluarga menjadi lebih akrab, lebih memahami satu sama lain dan sangat menggembirakan.
Terhadap orang tua juga dapat merasakan bagaimana susah dan senangnya menjadi guru saat mengajari dan mendidik, membimbing dan mengasuh anak-anak secara langsung, sehingga selama lebih kurang 81 hari kedepan diharapkan timbul rasa empati dan simpati orang tua terhadap guru.
*Dosen IAIN Takengon