Di Tengah Pandemi Covid-19, Orang Kaya Mohon Bantu Orang Miskin

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Sebelumnya saya mohon maaf atas pilihan diksi “kaya-miskin” karena saya berhukum pada situasi “darurat”.

Rasanya tidak cukup waktu mencari kalimat yang halus untuk menggambarkan kaum berada maupun kaum papa.

Kita tidak tahu kapan musibah ini akan berakhir. Dilihat dari situasi dan kondisinya, jelas ini akan berjalan lama.

Bagi orang kaya masih bisa memenuhi kebutuhannya, namun bagi orang miskin akan terus terasa sulit. Dalam kondisi normal pun mereka sulit mendapat rizki, apalagi pada masa harus lockdown.

Secara syariat anak yatim dan orang miskin menjadi tanggung jawab negara, tetapi secara hakikat juga menjadi tanggung jawab orang kaya yang bisa punya harta banyak karena fasilitas dari negara.

Membantu orang miskin akan memperhalus budi, di samping akan terhindar dari musibah ketika kita berhadapan dengan situasi “chaos” di kemudian hari.

Orang-orang miskin akan menjadi “pagar” bagi orang kaya yang mensubsidinya. Begitulah “hukum” simbiosis mutualisme.

Inilah zaman WA, persiapan kembali pada “Wal Awalu” pada masa dahulu dari “Wal Akhiru” pada saat ini. Para aktivis tidak perlu bersusah payah lagi mencari kalimat yang diteriakkan di halaman kantor-kantor pemerintahan untuk menolak tambang dan lestarikan alam karena pintu nafsu para konglomerat perlahan-lahan akan ditutup.

Zaman “Wal Awalu” itu adalah masa di mana kita berada pada masa duduk sama tinggi dan duduk sama rendah serta saling berkasih sayang sesama makhluk.

Alangkah indahnya jika mulai dari sekarang kita “curi start” menuju zaman itu. Di mana tidak ada lagi manusia rakus yang menguasai tambang, perminyakan, pesawat terbang, mall dan industri lainnya.

Pada masa itu orang yang paling bahagia hidupnya adalah orang kaya yang membantu orang miskin hari ini.

(Mendale, 29 Maret 2020)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.