Sekolah Diliburkan 14 Hari, Mengingatkan Kita Betapa Berat Tugas Guru

oleh

Catatan : Muhammad Nasril*

Saat ini, kita sedang diuji dengan penyakit yang disebabkan Virus Corona, berdasarkan data yang disampaikan, angka positif terjangkit virus tersebut terus bertambah. Dalam upaya mencegah penyebaran wabah Covid-19 itu pemerintah terus berjuang dengan berbagai kebijakan, termasuk imbauan tuk masyarakat tuk stay at home, kecuali yang mendesak.

Mari patuhi imbauan atau anjuran tersebut, dan kita senantiasa berdoa semoga badai ini cepat berlalu, diberikan kekuatan, ketabahan dan kesehatan untuk mereka pahlawan di garda terdepan, serta kesembuhan bagi semua yang sakit. Aminn.

Peristiwa ini, telah mengajarkan kita beberapa hal yang selama ini luput perhatian kita, yaitu saat peran madrasah/sekolah dikembalikan kepada orang tua masing-masing.

Karena, diantara kebijakan yang diambil pemerintah adalah meliburkan aktivitas belajar mengajar di sekolah/madrasah selama dua pekan (14 hari), untuk Aceh mulai dari tanggal 16 s.d 28 Maret 2020 sebagai bentuk ikhtiar mencegah virus tersebut.

Tentu, berbagai reaksi dan tanggapan masyarakat terhadap kebijakan itu, ada yang ok dan juga ada yang tidak setuju dengan alasan masing masing, ada juga yang menanyakan, kenapa kedei kopi, mal dan pusat keramaian lainnya masih tetap seperti biasa, menjadi tempat berkumpul banyak orang.

Libur sekolah kali ini bukanlah seperti liburan biasa, anak anak diminta untuk tetap belajar dan mengerjakan tugas dari guru di rumah masing masing, dan pastinya sang anak harus di pandu oleh sang guru di rumah yaitu orang tuanya.

Pemerintah juga mengimbau agar anak anak tidak berkeluyuran, tapi tetap stay di rumah dan fokus belajar yang dibimbing langsung oleh orangtua “guru” di rumah.

Setidaknya selama sekolah libur, kita dapat merasakan bagaimana perjuangan dan pengorbanan sosok guru dalam megajar dan mendidik kita bertahun-tahun. Bagi kita 14 hari saja terasa sangat berat, tidak sabar dalam mengajar dan malah kadang membiarkan sang anak lalai dengan HP, padahal pendidikan anak itu adalah tanggung jawab orang tua, menjadikannya kelak sebagai generasi yang kuat.

Tapi, peran itu selama ini dibantu oleh sang guru di madrasah/sekolah/ dayah atau lembaga pendidikan lainnya, mereka mengambil peran kita dalam mendidik anak anak kita, bukan berarti tanggungjawab kita lepas, mereka para guru hanya membantu, mereka bersabar atas segala tingkah laku anak kita bertahun tahun.

Orangtua adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, tidak hanya ibu, tapi juga ayah, tanggungjawab bersama. Secara tidak langsung kita yang meminta bantu sama guru untuk mendidik anak kita.

Maka, berterimakasihlah kepada guru yang telah membantu kita mengajar dan mendidik anak anak kita, jasa mereka jangan diukur dengan rupiah.

Kalaupun mereka bersalah atau tak cocok dengan kita dalam mendidik anak-anak kita, jangan kasari mereka, jangan hujat mereka apalagi harus berurusan dengan pihak hukum. Tapi, sampaikan dengan cara terbaik untuk perbaikan, apalagi mungkin ada diantara mereka yang lalai akan tugas mulia itu.

Mereka bukanlah malaikat, mereka manusia biasa seperti kita, tapi mereka luar biasa dalam pengabdian mendidik anak anak kita. Kita mungkin mudah memakinya saat anak kita kena tegur atau harus mendapatkan hukuman akibat kesalahan yang ia lakukan. Bahkan orang orang tertentu tajam ke mereka, menghiraukan alasan alasan logis mereka dengan alasan ham perlindungan anak, mereka datang dengan berbagai kecaman untuk sosok itu, mereka mungkin saja lupa kalau guru itu telah menjalankan kewajiban orang tua di rumah untuk mendidik.

Terima kasih untuk semua orang yang pernah mendidik kami walau itu satu kebaikan, satu pesan hikmah.Terima kasih untukmu para guru yang telah bersabar dalam mendidik dan mengajarkan kami, mulai dari cara membaca dan menulis, cara membaca kitab Suci Alquran, berjuang dengan susah payah memahamkan kami matematika, mengajarkan kami tauhid yang benar, ilmu agama dan ilmu ilmu lainnya.

Semoga Allah jadikan itu semua catatan dalam buku amal baikmu, dan jalanmu menuju syurga-Nya. 14 hari ini mengajarkan kami tentang beratnya perjuanganmu dalam mendidik anak anak kami.

*Ayah dari Seorang Anak

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.