Oleh : Zarkasyi Yusuf*
Virus corona menghebohkan dunia sejak awal 2020, berbagai reaksi ditunjukkan Negara Negara di dunia menyikapi perkembangan dan penyebaran virus tersebut. Arab Saudi misalnya, menghentikan sementara waktu perjalanan umrah dan ziarah ke Haramain (dua tanah haram), bahkan live streaming dari Mesjidil Haram memperlihatkan Ka’bah dibuat pembatas serta sepi dari jama’ah thawaf.
Perusahan perusahan global pun menunjukkan respon mereka terhadap pandemi virus corona, LG Electronics Korea Selatan telah mengundurkan diri dari Mobile World Congress, Apple mengumumkan bahwa gelaran Worldwide Developers Conference 2020 (WWDC 2020) akan digelar secara online.
Terkait dunia olah raga, UEFA mengumumkan secara resmi untuk menunda laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions yang dijadwalkan pada 17 dan 18 Maret serta laga leg kedua 16 besar Liga Europa pada 19 Maret plus UEFA Youth League. Pemerintah Aceh juga memberikan respon, diantaranya dengan surat edaran Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah Nomor 440/4820 tanggal 12 Maret 2020, menginstruksikan masyarakat untuk melakukan pencegahan penyebaran virus corona melalui perilaku hidup bersih dan sehat, serta memperbanyak ibadah kepada Allah Swt.
Proses pembelajaran di Sekolah dan Madrasah diliburkan semenatara waktu sejak 16 – 28 Maret 2020. Respon tersebut sebagai ikhtiar untuk menghadapi penyebaran virus yang kini kian ditakuti oleh masyarakat dunia.
Kepanikan dunia dengan ragam respon mereka menunjukkan keseriusan dalam menghadapi pandemi corona yang kian berkembang dan menelan korban jiwa. Saat ini, manusia telah dilanda ketakutan dan kekhawatiran besar, mereka takut terpapar virus mematikan tersebut, mengantisipasi ini hampir seluruh Negara menerapkan karantina dan isolasi yang disebut dengan lockdown.
Dampak dari lockdawn ini ada yang khawatir berjamaah di Mesjid, membuat aturan durasi waktu untuk shalat Jum’at dan hal-hal lain yang menurut sebahagian orang dipandang berlebihan. Kita tinggalkan saja mendalami respon beragam dari seluruh penjuru dunia terkait virus corona, kita fokus bagaimana respon kita sebagai seorang Muslim yang beriman.
Virus corona yang menghebohkan dunia adalah sebahagian dari bukti Allah Maha Kuasa, jika Allah telah berkehendak tidak ada satu pun kekuatan di dunia ini yang sanggup menandinginya. Cina, Amerika, Perancis, Italia, Iran dan Negara Negara lainnya di belahan bumi ini telah memiliki tehnologi canggih dalam dunia kesehatan. Tetapi dengan makhluk Allah yang berukuran nanomicro telah menggoyahkan tatanan dunia, baik ekonomi, kesehatan dan moneter, bahkan agama.
Sebagai pribadi yang beriman kepada Allah yang Maha Kuasa, cara paling sederhana adalah dengan selalu berdoa kepada Allah SWT, jangan lupa selipkan do’a agar bala yang sedang terjadi dicabut kembali oleh Allah, baik di Aceh, nusantara dan di seluruh belahan dunia dimanapun ummat Islam berada.
Baginda Nabi Muhammad mengajarkan bahwa salah satu do’a yang cepat dikabulkan oleh Allah adalah doa seseorang untuk orang lain, “Doa seseorang muslim untuk saudaranya sesama muslim secara ghaib (tanpa diketahui oleh orang yang didoakan) adalah mustajabah, di atas kepala orang yang berdoa berdiri malaikat yang selalu mengucapkan “Amin” dan seperti itu juga untukmu” (HR. Baihaqy dan Muslim).
Dalam sejarah disebutkan, ketika baru menetap di Madinah kaum Muhajirin menderita sakit serta teringat kampung halaman mereka di Mekkah. Langkah pertama yang dilakukan oleh Rasulullah adalah berdoa kepada Allah agar penyakit sahabat dari Muhajirin diangkat oleh Allah, serta mereka dianugerahi ketetapan hati untuk tetap betah menetap di Madinah dan tidak teringat kampung halaman (Mekkah).
Dalam tradisi masyarakat Aceh, jika ada penyakit yang mewabah seluruh masyarakat kampung ba’da maghrib di setiap meunasah membaca yasin secara berjama’ah, kemudian jama’ah berkeliling kampung dengan membaca ayat ayat al-Qur’an. Doa yang kita panjatkan akan meneguhkan sekaligus menentramkan hati kita, sehingga tidak lahir respon yang berlebihan dalam menyikapi perkembangan wabah yang mematikan.
Memperbanyak zikir dan shalawat sangat dianjurkan, salah satu bacaan yang dianjurkan dibaca agar Allah anugerahkan keselamatan dari segala bahaya adalah “bismillahiladzi laa yadhurru ma’asmihi syaiun fil ardhi walaa fissama’ wahuwassami’ul ‘alim (Dengan nama Allah (yang dengan menyebut nama-Nya) tidak ada sesuatu apapun di bumi maupun langit yang dapat membahayakan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).
Dalam kitab tashil al manafi fil at thib wa al hikmah yang ditulis oleh syaikh Ibrahim al-Yaman dikisahkan bahwa seorang Badui datang kepada Rasulullah SAW sambil mengeluh sakit yang sedang dialaminya, Rasulullah menganjurkan “apabila engkau makan atau minum ucapkanlah “bismillahiladzi laa yadhurru ma’asmihi syaiun fil ardhi walaa fissama’ wahuwassami’ul ‘alim, maka penyakitnya tidak akan membahayakanmu walau sebesar apapun”.
Dalam kitab ratib al-Haddad karya Habib Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Abdullah bin Alwi al-Haddad, bacaan “bismillahiladzi laa yadhurru ma’asmihi syaiun fil ardhi walaa fissama’ wahuwassami’ul ‘alim” menjadi bacaan zikir ketujuh diantara dua puluh dua bacaan zikir dalam ratib haddad. Tentu masih banyak lagi zikir zikir lain yang dianjurkan untuk dibaca agar menjadi perisai dari bahaya wabah yang sedang mengejutkan dunia. Untuk jelas dan rinci, silahkan bertanya kepada para Abu, Teungku atau Ustadz yang lebih paham tentang zikir, shalawat dan tarikatnya.
Sebagai hamba yang masih tergolong dalam ashab al-sabab (berlaku hukum kausalitas), maka ikhtiar lain yang perlu kita lakukan adalah dengan tetap mengikuti petunjuk Pemerintah dan tim medis, menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Petunjuk Pemerintah adalah sebagai upaya preventif dalam menangkal penyebaran virus, apalagi Islam menganjurkan agar kita tidak menyepelekan sesuatu yang dapat memberi mudharat dan kerusakan bagi kita sendiri, demikian salah satu hikmah dari maqasid syari’ah.
Terakhir, saya mau sampaikan bahwa bencana ini adalah ujian Allah untuk menguji manusia yang beriman, sudah sepatutnya pula respon kita dalam mengahadapi bencana ini dengan cara cara yang sesuai dengan tuntunan Islam dan diridhai oleh Allah, paniknya jangan berlebihan, jangan pula menyepelekan.
Harus menjadi catatan kita, ada tidaknya virus corona dimana pun kita berada pasti mati akan datang menghampiri, mati akan selalu mengejar walaupun kita berada dipersembunyian yang kokoh sekalipun, demikian dijelasakan Allah dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ayat 78.
Singkatnya, bertakwalah kepada Allah, itulah jalan terbaik. Semoga kita menjadi hamba yang taat setelah melihat bukti Kemahakuasaan Allah yang absolut. Ya Allah, selamatkan kami dari musibah ini.
*Penulis adalah ASN Pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh,