Oleh : Rike Mahara*
Akhir-akhir ini wabah virus Corona atau Covid-19 menjadi permasalahan utama di dunia dan Indonesia khususnya. Bukan hanya kesehatan, wabah ini juga berimbas pada terhentinya segala aktivitas yang merugikan banyak pihak tentunya.
Wabah covid-19 layaknya benda kecil yang mematikan. Ribuan nyawa hilang menjadi bukti kekejamannya. Hal tersebut tentunya menjadi ancaman untuk sebagian yang lain.
Terlebih saat awal diumumkannya WNI yang teridentifikasi positif covid-19 di daerah Depok menambah kekhawatiran dan kecemasan masyarakat.
Belum lagi dengan ognum nakal yang menjadikan keadaan ini sebagai kesempatan untuk menguntungkan diri. Penimbunan, memborong benda-benda yang dianggap sebagai pencegah virus menjadi permasalahan selanjutnya. Sehingga bukan lagi virus yang mematikan, melainkan keserakahan dan ketamakan sesama manusia.
Khawatir itu manusiawi, tetapi bukan berarti kita hanya mampu berserah kepada sang ilahi tanpa berusaha untuk melindungi diri. Bahan-bahan herbal yang terjangkau dan mudah ditemukan dapat dijadikan sebagai solusi pencegahan.
Seperti yang dikatakan oleh rektor UNAIR bahwa kunyit, jahe, dsb dapat dikonsumsi untuk menjaga dan meningkatkan sistem imun agar tidak mudah terjangkiti virus dan corona salah satunya. Selain itu, menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan, dan menjauhi keramaian juga salah satu bentuk ikhtiar yang dapat dilakukan.
Lalu, bagaimana solusi Islam memandang permasalahan ini? Islam menjawab dengan wabah Tha’un dan wabah penyakit lainnya yang pernah terjadi di masa Rasulullah SAW. Dalam haditsnya Rasulullah bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)
Hadits tersebut memberi solusi berupa lockdown. Sesuai dengan himbauan pemerintah saat ini, Dilarang keluar dan bepergian. Hal tersebut tentunya menjadi pencegah agar virus tidak menyebar.
Dan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terjangkit virus, dapat melakukan pencegahan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Adapun upaya represif yang dapat dilakukan adalah segera mendatangi rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya agar dapat segera ditangani.
Untuk saudara seiman yang menjadi korban wabah ini, semoga Surga Allah menjadi balasannya, sebagaimana hadits Nabi berbunyi,
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya : “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR Bukhari)
*Mahasiswi Prodi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta asal Gayo.





