TAKENGON-LintasGAYO.co : Tim 9 menuntut Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mengambil sikap terkait rencana penambangan emas Linge setelah mendengar kajian dan masukan Dari masyarakat Kecamatan Linge.
Tim independent tambang yang dibentuk oleh masyarakat Kecamatan Linge ini telah terbentuk untuk menyelesaikan pro dan kontra terkait kehadiran PT LMR mengeruk emas di bumi Linge.
“Hari ini tim sudah mulai tahap sosialisasi kepada pemerintahan kampung, masyarakat dan mendapat sambutan yang baik,” kata ketua tim 9 pengkajian tambang emas Linge, Almisry Al Isaqi, lewat siaran persnya yang diterima LintasGAYO.co, Minggu 22 Desember 2019.
Almisry Al isaqi, mengatakan, terkait persoalan tersebut, tim 9 secara ini akan mengkaji beberapa persoalan mulai dampak negatif maupun positif dari hadirnya tambang emas di Bumi Lingem
“Apakah tambang emas akan merusak pertanian, situs sejarah dan memutus ekosistem mahkluk hidup di kawasan tersebut, semuanya akan kita kaji. Dan datanya akan kita buka semuanya. Dan kepada Pemkab Aceh Tengah kita juga akan pertanyakan beberapa hal. Mulai dari atas dasar apa pemerintahan sebelumnyabmengeluarkan izin ekplorasi, kemudian apakah berdosa jika tambang rakyat beroperasi di hutan Linge, kemudian mana yang lebih besar untung maupun rugi jika ada perusahaan tambang yang masuk,” tegas Almisry.
“Dalam kajian ini, kami bukan menggurui para pejabat di Aceh Tengah dan tidak ada niat untuk melawan aktivis tolak tambang, tapi ijinkan kami masyarakat Linge dengan bantuan tenaga Ahli yang telah memiliki sertifikasi geologi dan pertambangan untuk mengkaji apakah kehadiran perusahaan tambang menjadi solusi untuk membangun negeri Linge dari keterisoliran,” tambahnyam
Ditambahkan, hasil dari kajian tim 9 yang bersifat independen ini nantinya akan ditelaah secara bersama. “Sehingga, nantinya kita melalui lembaga legeslatif bisa mengambil keputusan, mengenai permasalahan tambang di negeri Linge,” ungkapnya.
Menurut dia, yang berhak menyampaikan hasil kajian tim independen ini adalah tim ahli yang akan kita hadirkan. Yang jelas kata Almisry lagi, tim 9 tidak mempunyai kapasitas berbicara menolak atau mendukung apakah tambang di Linge layak atau tidak
“Tim ini hanya sebagai pasilitator dalam pengkajian dan memberi catatan, kawasan mana saja yang layak di tambang dan yang tidak,” katanyam
Lebih jauh Almisry menjelaskan, secara pribadi dirinya memandang usaha tambang yang hari ini dikelola masyarakat khususnya Kampung Lumut, memang seharusnya dilanjutkan. Akan tetapi Pemkab harus melakukan pendampingan dan pengawasan.
Selanjutnya Almisry membenarkan, jika pihaknya sudah mulai mengkaji. Hanya saja saat ditanya seperti apa hasil kajiannya, Almisry enggan menyebutkan ke publik. Beliau beralasan, hasil kajian tim independen dalam proses kajian dan akan dibahas dan di seminarkan.
“Bahkan persoalan tambang akan dibahas dalam panitia khusus (pansus) tambang yang telah di bentuk DPRK Aceh Tengah,” ujarnya.
Meski demikian, Almisry memastikan dan berharap persoalan tambang tetap akan menjadi agenda pembahasan di dewan.
“Pansus tambang jangan hanya fokus membahas masalah tambang di Kecamatan Linge. Namun pansus mampu melihat dan mencari solusi kongkrit atas ketertingalan pembangunan di kecamatan Linge. Terakhir harapan kita kepada kawan-kawan pemerhati lingkungan dan para aktivis tolak tambang memberikan masukan yang positif kepada tim, agar kajian yang dihasilkan menjadi salah satu solusi membangun Kecamatan Lige dari ketertingalan,” kata dia.
Terkait pernyataan ketua Dewan Adat Gayo Tagore Abubakar yang menyatakan bahwasanya rekomendasi dukungan tambang 16 pemerintah kampungĀ di Kecamatan Linge itu di luar pengetahuan Tim 9.
“Pemahaman kami pemerintah kampung mendelegasikan 9 perwakilan masyarakat untuk mengkaji dampak positif dan negatif kehadiran PT.LMR di Kecamatan Linge dan perlu publik ketahui tim kajian yang telah terbentuk bukan bentukan pemerintah maupun bentukan ketua Dewan Adat Gayo,” tegasnyam
“Kita beharap hasil kajian tim ahli menjadi referensi bagi pemerintah Aceh Tengah dalam menyatakan sikap mendukung atau menolak,” demikian Almisry menimpali.
[Rilis]