Kota Sabang – LintasGayo.co: Sosiolog Aceh Dr. Otto Syamsudin Ishak mengatakan, Kota Sabang sebagai gerbang ketahanan nasional karena terletak diujung Indonesia, harus bisa menjaga karifan lokal, sosial dan budaya sesuai kondisi dan situasi kekinian, karena itulah penguat ketahanan sosial budaya dari pengaruh pendatang.
“Sabang salah satu tempat yang sering didatangi wisatawan asing. Sehingga kearifan lokal menjadi alat untuk mempertahankan nilai nilai sosial, adat dan budaya,” kata Otto Syamsudin Ishak saat menjadi pemateri dialog ketahanan sosial budaya berbasis kearifan lokal yang digelar Kesbangpol Aceh di Aula Lantai II Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Kota Sabang, Gampong Cot Bau, Sukajaya Kota Sabang, Rabu 23 Oktober 2019.
Sementara Pemateri kedua dari Pengurus IKAL Aceh H.Juniazi, S.Ag.,M.Pd, memperkuat materi Otto, menyebut kearifan lokal di Aceh, khususnya di Kota Sabang terbentuk berdasarkan nilai nilai Islam. Kendati Kota Sabang hetorogen agama, namun penduduknya mayoritas beragama Islam.
“Dari dulu hingga sekarang, segala bentuk kearifan lokal yang ada, masyarakat di Kota Sabang dapat menerima dan menjalankannya.
Jdi–ujar Juniazi–kekuatan kearifan lokal harus terus dilestarikan agar ketahanan sosial budaya masyarakat di Kota Sabang tidak terjerus oleh wisatawan asing yang berdatangan ke kota Sabang.
Kepala Badan Kesbangpol Aceh Drs Mahdi Efendi melalui Kasubbid Ketahanan Ekonomi dan Sosbud Surya Edy Rachman menyampaikan, berdasarkan realitas yang berkembang ditengah masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, terdapat fenomena tumbuhnya berbagai patologis sosial yang sistematif antara lain penyalahgunaan narkoba, korupsi, illegal loging dan pengaruh kehidupan pragmatisme yg lbh mengutamakan materi.
“Perlu ada upaya lain untuk melestarikan nilai-nilai luhur bangsa serta perbanyak intensitas dialog sosial budaya berbasis kearifan lokal,” ujar Surya Edy Rachman.
Acara tersebut diikuti 45 orang yang terdiri dari instansi Pemerintah, Ketua Pemuda, tokoh perempuan, Keuchik gampong, tokoh Adat dan tokoh Masyarakat dan pelaku usaha di Kota Sabang. Acara dipandu oleh moderator Roys Vahlevi, Ketua Sekolah Pemimpin Muda Aceh (SPMA).[]





