Dilanda Perang Dagang, Apa yang Membuat Harga Kopi Gayo Tetap Tinggi?

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Kopi arabika Gayo kini telah dihadapkan dengan dugaan perang dagang tang dimainkan elite untuk menjatuhkan harga kopi Gayo. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah negara di Benua Biru “Eropa” yang membatalkan kontrak terhadap ekspor kopi Gayo yang menurut mereka telah terkontaminasi zat kimia berbahaya berupa glisofat.

Permasalah tersebut dapat dibaca di link ini : Gawat! Kopi Gayo Ditolak Buyer Karena Mengandung Zat Kimia Berbahaya

Salah seorang pelaku kopi di Gayo, Armiadi menanggapi hal tersebut. Menurutnya ada permainan yang dimainkan elite yang tengah melakukan perang dagang.

Masalah perang dagang dapat dibaca di link ini : Diduga Ada Perang Dagang Kopi Arabika Gayo

“Perang dagang itu bisa saja terjadi mengingat harga kopi Gayo di dunia saat ini tak lagi dapat di turunkan,” katanya, Kamis 10 Oktober 2019.

Ia menambahkan, 3 faktor yang membuat harga kopi Gayo tetap tinggi. Pertama adalah keorganikan dari kopi Gayo itu sendiri. “Kedua tidak merusak lingkungan dan ketiga karena punya cita rasa yang khas,” tegasnya.

Dari ketiga faktor tersebut, kopi Gayo kini diragukan keorganikannya oleh buyer di Eropa. Armiadi mengajak semua petani di Gayo menanggapi positif adanya dugaan perang dagang itu.

“Kita harus sadar dan bangun dari tidur kita. Keorganikan kopi Gayo yang menjadikan harga kopi kita menjadi mahal. 2 kali lipat dari harga konvensional. Adanya penolakan dari sejumlah buyer Eropa memberikan kita pelajaran. Meski diduga ada perang dagang disana,” ungkapnya.

Mengatasi permasalahan tersebut, Armiadi melanjutkan petani kopi Gayo harus mengurangi pemakaian herbisida pembasmi rumput yang menggunakan zat kimia berbahaya salah satunya zat glyshopate.

Terkait : Kopi Gayo Terpapar Zat Kimia Berbahaya, Dari Mana Glisofat Berasal?

Kopi Gayo Terpapar Glisofat, Waspadai Pengoplos Kopi Dari Luar Daerah!

“Keseringan menggunakan zat tersebut, bisa terkontaminasi ke kopi yang kita tanam. Ini merugikan kita. Saat ini keorganikan kopi kita sudah di ragukan di Eropa. Dan ini yang menjadi andalan kita agar harga tetap tinggi,” katanya.

“Jika keorganikan ini hilang, maka harga kopi kita akan sama dengan harga kopi konvensional. Bisa saja kopi kita akan sepi pembeli. Makanya, jangan lagi gunakan zat kimia. Mari kembali ke organik,” tambahnya.

[Darmawan Masri]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.