BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Perubahan suhu di Dataran Tinggi Gayo (Aceh Tengah dan Bener Meriah) naik 2,62 derajat dalam kurun waktu 69 tahun (1940-2009) atau rata-rata 0,05 derajat celcius pertahunnya, ternyata berdampak pada tanaman kopi arabika Gayo.
Pernyataan ini disampaikan dosen pengampu mata kuliah Etika Lingkungan, pada Program Studi Konservasi Sumber Daya Lahan untuk jenjang S-2 di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Prof. Dr. Abubakar Karim, Jum’at malam 20 September 2019.
Menurut salah seorang guru besar di Kampus Jantong Hatee Ureung Aceh tersebut, jika di tahun 1940 kopi arabika Gayo tumbuh subur di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
“Kalau sekarang, diketinggian seperti itu bisa dilihat tidak lagi subur,” kata Prof Karim.
Dengan mengkonversi kenaikan suhu tersebut hingga saat ini, Prof Karim menyebutkan saat ini kopi arabika Gayo tumbuh subur di ketinggian 1000 Mdpl.
“Bukan mustahil jika suhu tersebut terus naik, maka kopi arabika Gayo akan mencari ketinggian lebih dari itu agar dapat bertahan hidup dan subur,” terangnya.
Sebelumnya, Prof Karim menyebutkan beberapa indikator dari perubahan suhu di Gayo tersebut.
Baca : Dalam Kurun Waktu 69 Tahun, Suhu Di Gayo Naik 0,05 Derajat Pertahun
“Kondisi suhu yang seperti itu sebelum adanya tambang. Memang benar pertambangan mempercepat perubahan suhu, dan itu ada analisisnya,” demikian Prof Dr Abubakar Karim.
[Darmawan Masri]