Banda Aceh – LintasGayo.co: Kasubid Bina Masyarakat Badan Nasional Panggulangan Terorisme Solihuddin Nasution menyebutkan, beberapa penyebab orang mudah terpengaruh dengan radikalisme dan terorisme antara lain kemiskinan dan pemahaman agama yang kurang.
“Namun Akar permasalahan utamanya karena kecintaan yang kecil kepada Indonesia,” katanya Solihuddin Nasution saat menjadi pemateri Dialog “Perempuan Agen Perdamaian menangkal pengaruh Radikalisme dan Terorisme ” yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (FKPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh di Hotel Mekkah, Lampriet, Banda Aceh, Kamis 25 Juli 2019.
Solahuddin menjabarkan, selain itu pada penelitian tahun 2017, kebanyakan dari mereka yang terpapar paham radikalisme dan terorisme akibat pemahaman agama yang kurang memadai.
“Ini perlu pendalaman agama yang baik Pengalaman, pemahaman dan pendalaman agama itu harus dimulai dari keluarga, dan fungsi ibu-ibu sangatlah penting,” katanya.
Selain itu, lanjut Dia, banyak orang terpapar radikalisme dan terorisme karena kemiskinan sehingga mudah diberi iming-iming untuk berjihad dengan imbalan diberikan gaji besar, dan makanan yang sehat.
“Hasil Iming-iming itu ditemui sangat terbalik dengan fakta, seperti 13 perempuan yang direkrut ISIS, ditemukan sangat bertolak belakang dan kebanyakan mereka mengalami penyakit Hipetitis,” jelasnya.
Menurutnya, Politik Teroris Isis, sering mengkafirkan orang yang tidak sepaham dengannya. Isis ini dinyatakan kalah di Malawe dan Suriah, tetapi paham-pahamnya masih menyebar ke Negara-negara lain, termasuk Indonesia.
“Dan faktor ketidakpuasan juga masuk menjadi kategori penyebab mudahnya dipengaruhi, seperti tidak puas dengan politik nasional dan Internasional,” demikian Solihuddin Nasution.
Hadir pada acara itu perwakilan Polda Aceh, Perwakilan Pangdam Aceh, Sekretaris FKPT Aceh Nasir Zalba, ormas lintas Agama, tokoh perempuan, LSM, dan instansi terkait.
Sebagai pembicara tampil Kabid Bina Masyarakat BNPT Kol. Sus. Drs. Shalahuddin Nasution, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan pada Situasi Darurat dan Kondisi Khusus dari kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindan Anak (PPPA) Nyimas Aliyah, Kabid Perempuan dan Anak FKPT Amrina Habibi, Siti Hanifah dari Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia. (js)