Oleh : Fauzan Azima*
Watilkal jannati uristumuha bima kuntum ta’lamuun
Bacaan di atas adalah salah satu ayat dalam Al-Qur’an kalau dibaca terus menerus setelah shalat lima waktu akan melahirkan “Jin Pari” yang bertugas menjauhkan pengamalnya dari seseorang atau kelompok yang tidak dikehendaki. Itulah yang disebut dengan “Ilmu uris.”
“Ilmu uris” atau ilmu menghindari atau tidak bertemu dengan lawan ini termasuk dalam salah satu bab “Kitab ilmu perang” yang sangat penting di samping ilmu langkah, kebal, penglimun, sarang bedil, penimul, sebengang, anti kuman dan mungkin perlu ditambah dengan “Ilmu pengasih.”
Pada zaman dahulu sesorang wajib menuntut “Sembilan pokok ilmu perang” tersebut untuk kewibawaan di kampung atau sebagai bekal kalau harus merantau ke negeri orang. Para orang tua tidak akan melepas anaknya merantau tanpa bekal “Ilmu perang.”
Sumber “Ilmu perang” terbagi dua kelompok berdasarkan tujuannya. Pertama bersumber dari Al-Qur’an yang disebut ilmu putih atau “Ilmu haq,” sedangkan yang kedua disebut “Ilmu hitam” yang bersumber dari syetan atau jin kafir.
Biasanya kalau bersumber dari syetan atau jin kafir lebih instan dan tata cara pelaksanaannya lebih ekstrim, yaitu dengan “Prilaku nuhur” atau berniat untuk tidak mandi dan tidak istinjak selama hidupnya, kecuali pada musim hujan.
Sebagai sahabat, kami menyarankan kepada “Bang Bela” segeralah tuntut “Ilmu uris” ini. Manfaatnya, tidak saja untuk menghindari tim sukses yang meminta-minta jatah proyek, tetapi juga akan terbebas dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) dari KPK, polisi dan jaksa.
Hanya saja, saran kami untuk “Bang Bela” tuntutlah “Ilmu uris putih” yang bersumber dari Al-Qur’an, jangan tuntut ilmu dengan memuja syetan atau jin kafir, apalagi harus “berprilaku nuhur.” Tidak baik seorang bupati tidak mandi selamanya karena banyak staf atau tamu yang akan menghadap, dan tentu saja akan banyak rapat yang diselenggarakan perlu kehadiran bupati.
Kurang baik apa lagi kami terhadap “Bang Bela,” ilmu yang bersifat rahasiapun telah kami bagi kepadanya, bahkan lebih dari itu, kami telah menariknya dari “Pintu neraka” dengan saran agar “Bang Bela” tidak memuja syetan atau jin kafir dalam menuntut ilmu.
(Mendale, 26 Juni 2019)
Baca Juga ;
[Bag.1] Bupati Shabela Tak Sampai Ke Batas ; Do’a Hampir Sampai Ke Langit Ke-7
[Bag.2] Bupati Shabela Tak Sampai Ke Batas : Malang Nian Nasib Kucing Angora
[Bag.3] Bupati Shabela Tak Sampai Ke Batas : Bersedekah Kepada Syetan
[Bag.4] Bupati Shabela Tak Sampai Ke Batas ; Dendam Anjing Kepada Rusa
[Bag.5] Bupati Shabela Tak Sampai Ke Batas ; Kuur Semangat
[Bag.6] Bupati Shabela Tak Sampai Ke Batas ; Sandiwara Ala Awan Prado
[Bag.7] Bupati Shabela Tak Sampai Ke Batas ; Tukang Kritik Jangan Alergi Kritik