TAKENGON-LintasGAYO.co : Kepala Dinas Kebersihan Aceh Tengah, Ir. Zikriadi menanggapi keluhan warga Pegasing yang tidak tersedianya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kecamatan yang hanya berjarak kurang lebih 6 Km dari pusat ibukota Kabupaten itu.
Menurut Zikriadi sampai dengan saat ini, untuk ke wilayah Pegasing tidak tersedia layanan dari Dinas Kebersihan Aceh Tengah. “Fasilitas kita belum mencukupi untuk membuka layanan ke daerah Pegasing, untuk di wilayah Kota saja, semua kenderaan angkut yang kita punya sebanyak 8 unit semuanya penuh,” kata Zikriadi, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 19 Februari 2019.
Ketika ditanya kenapa tidak menambah fasilitas, Zikriadi menjawab diplomatik. “Kita punya keterbatasan anggaran, jika setiap tahun saja ada penambahan truk angkut sampah, saya rasa layanan kita akan lebih luas lagi. Anggaran sudah kita usulkan, tapi belum disetujui,” katanya.
Sebenarnya kata Zikri lagi, dengan delapan truk angkut tersebut, bisa melayani hingga ke Pegasing. Namun, pihaknya terbentur dengan kesepakatan bersama masyarakat di seputaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang terletak di Uwer Tetemi, Kecamatan Silihnara.
“Kita hanya bisa mengangkut pada malam hari, sedangkan pada pagi hari tidak diizinkan sesuai dengan kesepakatan bersama masyarakat setempat. Jika kita bisa membuang pagi hari atau kapan saja, saya rasa permasalahannya akan clear,” ujarnya.
ZIkri juga mengatakan, untuk wilayah Pegasing pihaknya telah berkoordinasi dengan Camat, agar memanggil Kampung-Kampung, supaya bisa menempatkan TPS berupa kontainer disana. “Kami sudah memantau, ada dua titik sampah yang dibuang di Pegasing, pertama di depan workshop Belang Bebangka dan kedua di depan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Aceh. Hal ini sudah kita sampaikan kepada Camat,” katanya.
Ia berujar, pihaknya tidak bisa serta merta menempatkan kontainer sembarang, harus melalui persetujuan masyarakat setempat. “Lain itu harus ada kontribusinya kepada daerah yang telah diatur sesuai Qanun, masyarakat harus membayar iuran perbulannya. Itupun menjadi polemik, kalau minsalnya kami tempatkan di Sp Kelaping, bisa jadi bukan masyarakat setempat yang membuang kesana. Jadi masyarakat setempat enggan membayar. Makanya harus ada peran masyarakat Kampung setempat, mereka yang harus mengelolanya, kalau tenaga di Dinas Kebersihan tidak ada,” ucapnya Zikriadi.
Pihaknya berjanji akan memberikan solusi terkait permasalahan sampah yang ada di Pegasing. Zikri mengatakan saat ini Dinas Kebersihan punya satu truk angkut yang kondisinya masih rusak dan akan segera diperbaiki.
“Nanti kalau sudah kita perbaiki, mungkin bisa kita layani masyarakat di Pegasing. Masalah teknis ada dua cara, menempatkan kontainer atau sistem pungut. Kalau penempatan kontainer saya sudah sampaikan kendalanya. Cara yang tepat mungkin sistem pungut,” ungkapnya.
Zikri melanjutkan akan segera berkoordinasi dengan Camat setempat dan memberitahu kepada masyarakat, untuk nantinya siapa saja yang ingin mendapat pelayanan bisa menempatkan sampah di depan rumahnya. “Setelah itu akan kita angkut, teknis iuran juga akan kita bicarakan,” demikian Zikriadi.
[Darmawan Masri]