Salman Yoga Wakili Aceh di Muktamar Sastra Pertama

oleh

SURABAYA-LintasGAYO.co : Sastrawan dan budayawan Gayo, Salman Yoga S dipastikan akan mengikuti muktamar sastra di Jawa Timur, pada 18 s.d 20 Desember 2018.

Saat dihubungi via ponselnya, Senin, 17 Desember 2018, Salman membenarkan bahwa dirinya akan hadir dalam acara yang baru pertama diadakan di Indonesia ini.

“Sebagaimana dipublikasikan sebelumnya, Muktamar Sastra 2018 ini akan dihadiri oleh 200 orang peserta dari seluruh Indonesia dengan tiga kategori peserta. Undangan, delegasi dan peserta mandiri yang diseleksi melalui kurasi karya. Saya sendiri masuk sebagai salah seorang muktamirin melalui jalur undangan yang dirumuskan khusus oleh panitia dan tiga orang kurator,” kata Salman kepada LintasGAYO.co.

Dihari yang sama pula, panitia pelaksana melalui salah seorang kuratornya Raedu Basha, mengumumkan para peserta dan muktamirin yang akan hadir dalam perhelatan akbar di Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Situbondo Jawa Timur.

Dikatakan, dari Provinsi Aceh tercatat hanya dua orang yang diundang khusus, Salman Yoga S dan Ida Fitri, namun yang berkesempatan hadir hanya Salman.

Muktamar Sastra 2018 ini akan diisi dengan serangkaian acara, diantaranya musyawarah sastrawan, pentas seni serta seminar ilmiyah.

Disamping itu, dalam sesi seminar tercatat bahwa sejumlah nama akan memaparkan makalahnya seperti Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI), K.H. A. Mustofa Bisri, Emha Ainun Nadjib, K.H.R. Achmad Azaim Ibrahimy, K.H. D. Zawawi Imron, Prof. Dr. Abdul Hadi WM, Prof. Dr. Faruk, S.U, Prof. Dr. Setyo Yuwono Sudikan, Maman S. Mahayana, Ahmadun Yosi Herfanda, Jamal D. Rahman dan sejumlah tokoh lainnya.

Sementara pada sesi pentas penyair nasional dalam rundown acara panitia pelaksana jauh-jauh hari telah mengagendakan Salman Yoga S untuk tampil baca puisi bersama sejumlah penyair lainnya.

Informasi yang diterima LintasGAYO.co, Salman telah menyiapkan dua puisi yaitu, pertama tentang Kopi Gayo dan puisi kedua tentang adaptasi Hikayat Prang Sabi yang diciptakan oleh Syekh Pante Kulu dalam memotivasi masyarakat untuk melawan kolonial pada abad ke 18. [WD]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.