Musibah Menyatukan Hati Kita

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Ketika terjadi gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu, seluruh masyarakat dunia bahu membahu membantu untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh.

Demikian juga dengan gempa di tahun-tahun berikutnya; gempa di Gayo dan Pidie juga tidak kurang bantuan masyarakat untuk membantu meringankan berat beban trauma dan keterpurukan ekonomi akibat kehancuran rumah dan usaha lainnya.

Disusul kemudian gempa Jogja, Lombok dan Palu, sebaliknya masyarakat Aceh yang juga pernah merasakan penderitaan dan kesedihan yang sama dengan saudara-saudara kita yang musibah hari ini, memberikan bantuan baik harta benda, dukungan moral dan setidaknya do’a untuk saudara-saudara kita yang musibah.

Seakan berita duka tidak pernah pergi dari ingatan kita, tadi pagi di saat kita sedang mengingat-ingat mimpi indah tadi malam, terjadi lagi musibah kecelakaan pesawat LION JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang membawa 189 penumpang di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Semua kita berduka yang sedalam-dalamnya dan berdo’a, semoga para penumpang pesawat LION beserta Crew yang meninggal diterima di sisi-Nya dan mendapatkan khusnul khotimah. Adapun kepada keluarga yang ditinggal agar bersabar dengan ujian musibah ini.

Musibah demi musibah yang terjadi di dunia ini tidak mengenal suku, agama, ras dan adat istiadat serta batas negara. Musibah di negeri orang tidak hanya menjadi duka bagi mereka, tetapi juga duka bagi kita. Begitulah hidup; musibah menyatukan hati kita.

(Banda Aceh, 29 Oktober 2018)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.