Ini Pemenang Musik Garapan Tradisional PKA VII

oleh

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Peserta perwakilan kabupaten Aceh Singkil keluar sebagai juara pertama pada ajang perlobaan musik garapan tradisional dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VII, yang berlagsung di komplek taman seni budaya, Banda Aceh.

Dari hasil penilaian 4 orang dewan Juri diantaranya, Moritza Thaher, Erlinda, Amris Albayan, Yopi Andi, dan Jamal Abdullah. Aceh Singkil tampil sebagai juara pertama dengan perolehan nilai 450 point, di urutan kedua diraih Aceh Barat Daya dengan nilai 448, dan posisi ketiga diraih Kabupaten Aceh Tengah dengan nilai 443 point.

Sementara  urutan ke empat berhasil diraih oleh perwakilan dari kota Langsa dengan nilai 341, Aceh Besar harapan kedua skor 335, dan Aceh Selatan sebagai juara harapan ketiga dengan perolehan nilai sebanyak 300 poin.

Sebelum masing-masing peserta mewakili kabupaten/kota di Aceh menunjukkan kebolehannya dengan menampilkan musik garapan menggabungkan suara tabuhan rapa’i dengan alat-alat musik tradisional lainnya seperti seurune kalee dan seruling.

Bahkan beberapa peserta tak hanya menampilkan alat music tradisional yang sudah umum, mereka juga memakai alat music gong, barang bekas seperti botol air, bambu, hingga suara tepukan tangan seperti Didong.

Dari semua alat musik itu kemudian dimainkan hingga menjadi  irama musik yang diinginkan. Sementara kekuatan vokal tetap menjadi salah satu yang ditonjolkan. Sesuai dengan syair khas daerah masing-masing.

Selain sebagai hiburan peserta mengklaim ada pesan yang ikut disampaikan melalui karyanya itu, seperti halnya Rateb Suboh karya perwakilan dari Pidie Jaya, meraka merangkai secara khusus untuk mengingatkan kembali musibah gempa bumi akhir 2016 lalu.

Kepala bidang nilai budaya Dinas Kebubadayaan dan Pariwisata Aceh, Evi Mayasari mengatakan, pada PKA VII kali ini suguhan penampilan dari masing-masing daerah lebih beragam dibanding sebelumnya.

“Dengan melibatkan seribuan lebih pelaku seni dan budayawan. PKA kali ini kita harapkan menjadi momen regenerasi bagi insan seniman maupun budayawan Aceh,” kata Eci Mayasari.

[SP/DM]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.