Neo-Snouck Hurgronje dalam Kontestasi Politik

oleh

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Nama Christiaan Snouck Hurgronje bak legenda dalam sejarah Aceh, ia seorang arsitek politik tangan besi dan orientalis terkemuka abad modern yang mempunyai peran vital dalam menaklukkan Aceh. Snouck membawa strategi politik licik dengan mempelajari Islam kemudian dari dalam ia menghancurkan Islam dan mengadu domba rakyat Aceh antara kalangan ulama dengan uleebalang (orang-orang yang berpendidikan).

Masyarakat Aceh menyebut Snocuk dengan “Tuan Seunuet” atau si perusak, merusak keharmonisan antara ulama dengan uleebalang untuk melemahkan spirit perjuangan umat Islam melawan kolonial Belanda. Peran Snouck muncul dalam dasa muka yang beraneka ragam dalam perang Aceh, Gayo dan Alas digambarkan dalam buku M.H. Gayo dengan judul “Perang Gayo Alas Melawan Kolonial Belanda.” Snouck bukan saja sebagai seorang sarjana yang telah bekerja untuk kepentingan ilmu pengetahuan, tetapi juga telah muncul sebagai penyelidik, pelapor, pengadu domba, sebagai spion dan sebagai mata-mata.

Snouck telah mempergunakan ilmu pengetahuan Islamnya untuk menghancurkan rakyat Gayo-Alas dan lawan-lawannya untuk menjajah, dan menguasai tanah dan rakyatnya.

Dijelaskan lagi dalam buku ini bahwa di zaman revolusi 17 Agustus 1945, prototip manusia seperti Snouck ini, mungkin dapat dipersamakan dengan prototip “Manusia Van der Plas” CH. O. Van der Plas datang ke Indonesia tanggal 16 September 1945, sebulan setelah Indonesia merdeka untuk menumpas rakyat Indonesia yang telah merdeka tapi tidak berhasil mengalahkan Indonesia. Sementara Snouck berhasil dengan strategi politik liciknya, Snouck ahli tentang Islam tetapi bukan orang Islam, ia mempergunakan pengetahuan Islamnya mengadu domba rakyat dan menghancurkannya bagi kepentingan Pemerintah Kolonial Belanda
Nah, di zaman reformasi ini bibit-bibit manusia seperti Snouck lahir dalam kontestasi politik untuk kepentingan kekuasaan dan kelompoknya, gaya khas politik orientalis si perusak ini telah merasuki sebagian politisi Indonesia dan pengikutnya yang ada di dunia medsos untuk mengadu domba antar sesama anak bangsa sehingga melahirkan permusuhan dan kebencian. Persatuan Bhinneka Tunggal Ika runtuh dan terpecah belah hasil dari politik licik orientalis Belanda.

Ketamakan dan keserakahan menimbulkan permusuhan dan kebencian “Ketidak puasan bukan hanya berkaitan dengan kebijakan, keserakahan juga bisa melahirkan ketidakpuasan. Keserakahan itulah yang melahirkan tamak, dengki dan nafsu ingin berkuasa melebihi apa yang telah diberi. Berhati-hatilah dengan keserakahan karena keserakahan itulah yang melahirkan permusuhan.” Sebuah nasihat dari Malikussaleh kepada anaknya Malikuddhair dalam Novel “Samudra Pasai: Cinta dan Pengkhianatan.” Mahatma Gandhi juga mengatakan “Dunia ini menyediakan segala keperluan untuk memuaskan kebutuhan manusia, namun tidak untuk memenuhi keserakahan manusia.”

Pendidikan politik seakan tidak berguna dan ajaran agama seakan dikesampingkan, yang ditonjolkan hanya kepentingan dan nafsu politik untuk mendapatkan kekuasaan. Kemana pendidikan politik yang baik dan respec antar sesama ataukah hanya pepesan kosong dalam kurikulum pendidikan dan kemana ajaran agama yang cinta damai, membawa kesejukan kepada umat manusia. Ajaran agama melarang perbuatan namimah (mengadu domba) justru perbuatan adu domba paling hits di dunia medsos.

Muhammad Abduh seorang teolog dan pembaharu dari Mesir mengeluarkan sindiran keras kepada umat Islam ketika itu karena nilai-nilai Islam tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari justru nilai-nilai Islam dipraktikkan oleh yang bukan muslim maka lahirlah kalimat pedas dari Abduh “Saya pergi ke negara Barat, saya lihat Islam tapi tidak ada muslim. Saya pergi ke Arab, saya lihat muslim tapi tidak ada Islam.” Sekarang coba lihat di dunia maya medsos, banyak kita lihat muslim tapi sedikit yang kita lihat Islam. Memfitnah, menghina dan mengadu domba antar sesama umat Islam untuk kepentingan politik.

Namimah (mengadu domba) adalah strategi politik Snouck Hurgronje yang membenturkan antara kalangan ulama dengan uleebalang di Aceh, adu domba yang mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak dan menyulut api kebencian serta permusuhan antar sesama manusia, Allah Swt mencela pelaku perbuatan tersebut sebagaimana firman-Nya dalam QS al-Qalam: 10-11 “Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina. Suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah.”

Sebagian rakyat Indonesia kini sedang dilanda penyakit adu domba karena perbedaan politik, pendukung A mencemooh pendukung B begitu sebaliknya, kelompok A memuja-muja tokoh politiknya dan merendahkan tokoh politik kelompok seberang begitu juga sebaliknya sehingga yang terjadi saling serang menyerang dan melahirkan permusuhan dan api kebencian. Kenapa politik harus dengan cara adu domba? Apakah rasa cinta telah hilang dari kehidupan manusia, jika cinta telah hilang maka tidak ada lagi kehidupan. “Cinta adalah kehidupan. Jika anda kehilangan cinta, anda kehilangan kehidupan.” Leo Buscaglia.

Perbeadaan dalam politik seharusnya menjadi rahmat di tanah air bukan suatu perpecahan dan permusuhan, apalagi Indonesia merupakan negara yang unik dengan berbagai macam suku, bahasa dan agama yang disatukan dengan bendera merah putih, mengibarkan bendera merah putih bukanlah hal yang sederhana dilakukan; perjuangan dan tetesan darah mengalir dari pejuang-pejuang Indonesia melawan penjajah untuk mengibarkan bendera merah putih. Sementara generasinya pada saat ini hanya bisa mengadu domba untuk kepentingan masing-masing tanpa memikirkan rasa persatuan, persaudaraan di Indonesia tercinta ini.

Snouck Hurgronje menggunakan strategi politik licik di Aceh, apakah generasi zaman now lahir bibit-bibit Snouck Hurgronje baru dalam kontestasi Politik? Semoga kita terhindar dari bibit-bibit Snouck Hurgronje yang dapat memicu permusuhan dan api kebencian antar sesama anak bangsa.

*Penulis merupakan kolumnis LintasGAYO.co, saat ini sedang meneliti tentang Aqidah Islam dalam Perspektif Christiaan Snouck Hurgronje.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.