Oleh : Win Wan Nur
Tanpa terasa Piala Dunia 2018 sudah sampai pada babak perempat final.
Setelah melewati berbagai kejutan, dengan kejutan terbesar berupa tersingkirnya Jerman. Kini turnamen empat tahunan ini tinggal tersisa 8 tim nasional akan bertarung untuk memperebutkan tiket semi final.
Tak ada nama dua pemain terbesar di dunia di antara nama-nama yang masih bertarung di Piala Dunia kali ini. Tim yang diperkuat Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo kandas di babak 16 besar.
Padahal kalau keduanya bisa melaju, kita akan menyaksikan pertemuan d tim yang diperkuat dua “alien” ini pada babak perempat final.
Tapi apa boleh buat, semesta tak menakdirkan keduanya bertemu di Piala Dunia yang mungkin merupakan Piala Dunia terakhir yang mereka ikuti.
Argentina, tim yang diperkuat Messi dan didukung oleh bintang-bintang utama di klub-klub liga terbesar eropa, gagal melewati Prancis.
Dalam pertandingan ini, setelah Prancis unggul melalui sepakan pinalti Anyoine Griezmann, Argentina sebenarnya sempat berbalik unggul 2 – 1, tapi gol tendangan ala Kapten Tsubasa dari bek muda Prancis Benjamin Pavard, membuat kedudukan berimbang.
Setelah kedudukan berubah 2 – 2 Kylian Mbappe, pemain berusia 19 tahun yang gaya permainannya mengingatkan kita pada Ronaldo Luis Nazario de Lima, Bintang Brazil yang memberikan gelar ke lima buat Brazil, mencetak 2 gol yang menjadikan skor 4 – 2 untuk tim ayam jantan.
Meski kemudian Sergio Aguero berhasil mencetak satu gol di injury time yang merupakan gol keduanya di turnamen ini. Hal itu tak mampu mengangkat asa Argentina dan juga tak mampu menghalangi Lionel Messi mengakhiri mimpi mengangkat Piala Dunia untuk melengkapi karir cemerlangnya.
Sementara itu Portugal, tim yang dikapteni Cristiano Ronaldo, meski sudah berjuang sekuat tenaga tapi mereka tak mampu mengatasi kecemerlangan dua penyerang tengah terbaik di dunia saat ini, Luis Suarez dan Edinson Cavani yang memperkuat lini serang Uruguay. Meski Portugal berhasil mencetak satu gol, tapi dua gol Edinson Cavani yang salah satunya merupakan hasil kerjasama dengan Suarez membuat langkah Portugal terhenti hingga babak ini.
Sama seperti Argentina, Portugal pun terpaksa mengepak koper dan pulang menyusul Jerman yang sudah pulang terlebih dahulu setelah gagal melewati babak grup karena di pertandingan terakhir grup yang harus dimenangkannya, juara dunia 2014 ini malah dihabisi Korea Selatan dengan skor 0 – 2.
Tiba di kampung halaman, dua pemain terbaik di dunia ini disambut secara berbeda, kalau Ronaldo disambut layaknya pahlawan yang baru pulang dari medan perang, Messi tak ada yang mempedulikan, seolah-olah dianggap tidak ada.
Kegagalan Argentina dan Portugal melaju ke babak berikutnya, membuat banyak orang berharap Brazil yang diperkuat pemain termahal di dunia Neymar mengikuti jejak kedua tim itu. Tapi Brazil adalah Brazil, juara dunia enam kali ini seperti Real Madrid di Liga Champions. Satu-satunya negara yang tak pernah absen dalam setiap gelaran Piala Dunia ini adalah Raja turnamen antar negara terbesar sejagat ini.
Alih-alih tersingkir oleh Mexico yang sempat tampil menjanjikan. Brazil justru menjadi satu-satunya tim di babak ini yang berhasil mengalahkan lawannya dengan selisih dua gol.
Di Piala Dunia kali ini, Brazil seolah menyerap habis karakter mesin diesel yang selama ini identik dengan Timnas Jerman, tim yang menghancurkan mereka pada Piala Dunia 2014 lalu. Setelah tampil kurang greget pada penampilan pertama melawan Swiss yang berakhir dengan skor 1 – 1, permainan Brazil membaik pada pertandingan kedua melawan Costarica, meski sempat frustasi karena tak kunjung mencetak gol sampai menjelang akhir pertandingan, Brazil akhirnya berhasil mencetak dua gol yang membuat mereka memuncaki klasemen. Pada pertandingan terakhir grup, Brazil yang mesinnya mulai panas, tanpa ampun menghabisi Serbia dengan dua gol tanpa balas.
Permainan penuh semangat yang ditampilkan Brazil saat melawan Serbia berlanjut saat melawan Mexico. Meski tim Amerika Tengah ini sempat memberi perlawanan hebat, terutama sang penjaga gawang yang tampil luar biasa, tapi pada akhirnya Mexico harus mengakui keunggulan juara dunia 5 kali ini dengan dua gol tanpa balas.
Ketiga tim juara dunia ini berjuang saling bunuh untuk menuju final. Di jalur ini, Brazil Juara dunia 5 kali, terbanyak dibanding semua negara di dunia. Uruguay juara dua kali serta Prancis juara 1 kali ditemani Belgia yang meskipun belum pernah juara dunia tapi hampir selalu menjadi kuda hitam di setiap Piala Dunia yang mereka ikuti.
Belgia, satu-satunya tim di jalur ini yang tak pernah memenangi piala dunia lolos ke perempat final secara penuh drama. Belgia yang datang ke Piala Dunia dengan kekuatan mengerikan. Didominasi oleh pemain-pemain penting dari klub-klub top Liga Inggris, mulai dari Manchester City, Manchester United sampai Chelsea yang menyapu bersih babak grup dengan tiga kemenangan sempat dibuat repot oleh wakil asia Jepang. Ketika babak kedua tinggal menyisakan 20 menit, mereka masih tertinggal 0 – 2. Tapi gol keberuntungan dari Vertonghen pada menit ke 69 disusul penyama kedudukan yang diciptakan pemain pengganti Felaini melalui sundulan kepala membuat asa Belgia kembali hidup.
Pertandingan hampir dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu, tapi sebuah gol yang dicetak Chadli pada akhir laga, empat menit setelah waktu normal berakhir memupus mimpi Jepang untuk melaju lebih jauh di turnamen ini.
Sementara di jalur satu lagi, dari empat pertandingan yang dimainkan di babak 16 besar ini tiga diantaranya diselesaikan dengan adu pinalti. Pada pertandingan pertama, tuan rumah Rusia membuat kejutan dengan menyingkirkan Spanyol melalui adu pinalti setelah di waktu normal dan perpanjangan waktu mereka bermain im bang 1 – 1 dengan juara dunia 2010 ini.
Sebenarnya Sergio Ramos, kapten Real Madrid yang juga menjadi kapten tim ini sempat membawa tim yang mayoritas diperkuat pemain Madrid dan Barcelona ini unggul. Tapi kecerobohan bek Barcelona Gerrard Pique yang menahan bola dengan tangan membuat Rusia berhasil menyamakan kedudukan melalui titik penalti.
Setelah Rusia mencetak gol balasan, pertandingan berlangsung membosankan. Spanyol yang memecat pelatih utamanya sehari menjelang pertandingan pertama ini mendominasi penuh penguasaan bola yang ditandai dengan seribu passing lebih, jumlah passing yang merupakan rekor di sebuah pertandingan piala dunia. Tapi lebih dari seribu passing itu menjadi tak berguna dan tampak membosankan karena dari jumlah itu hanya 8 buah yang berakhir dengan tembakan. Alhasil pertandingan berlanjut ke babak adu pinalti. David de Gea yang sebelum gelaran piala dunia ini digadang-gadang sebagai kiper terbaik di dunia, gagal menunjukkan kelasnya pada Piala Dunia kali ini.
Dalam babak adu pinalti, tak satupun bola tendangan pemain Rusia yang bisa dia tahan dan apa boleh buat, mereka pun harus pulang lebih awal dari turnamen ini.
Di pertandingan lain, Kroasia dan Inggris juga harus mengakhiri pertandingan dengan adu pinalti setelah di waktu normal bermain 1 – 1 dengan Denmark dan Kolombia.
Kemenangan Inggris melalui adu pinalti ini sangat tidak biasa sampai-sampai seorang Coach Timo, pelatih berkebangsaan Jerman yang malang melintang di persepakbolaan Indonesia menyebutnya sebagai tanda-tanda akhir zaman.
Swedia yang menyingkirkan Swiss dengan skor 1 – 0 adalah satu-satunya tim di jalur ini yang lolos ke perempat final dengan kemenangan di waktu normal.
Tersingkirnya Spanyol menjadikan Inggris sebagai satu-satunya tim yang sudah pernah memenangi Piala Dunia di jalur ini.
Lalu tim manakah yang akan melaju ke babak selanjutnya?
Mari sama-sama kita nantikan mulai dari malam dan dini hari nanti.