Oleh : Suci Ariesta Maris*
Kata stres telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stres merupakan salah satu gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stres adalah perasaan tertekan dan terancam sehingga membangkitkan respons atas kejadian atau peristiwa negatif yang dialami. Menurut Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, atauapun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang dimaksud stres adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman, bingung, mudah marah, tekanan darah meningkat, detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan, dan lain sebagainya. Sumber stres (stresor) bisa datang dari mana saja misal: tempat kerja, rumah, masalah kehidupan pribadi, bahkan hal-hal kecil sekalipun.
Kata stres biasa digunakan untuk mengartikan reaksi seseorang dalam mengahadapi suatu masalah. Stres bisa timbul akibat hal-hal sepele. Misalnya, terjebak keadaan macet. Kejadian lebih serius dapat mengubah hidup seseorang, misalnya kematian orang terdekat atau orang tercinta. Stres kerap disebut sebagai penyebab masalah kesehatan nomor satu. Walau stress itu sendiri tak dapat menyebabkan kematian, pengaruhnya bisa membuat kematian. Banyak hal yang dapat menyebabkan stress dalam kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda dan respon stress dapat muncul di tubuh dengan berbagai bentuk serta stress yang dialami tiap orang akan memunculkan tanda dan respon yang berbeda-beda pula. Tanda – tanda stres yang muncul seperti bingung, mudah lupa, mudah marah, menarik diri dari pergaulan dan terbatasnya hubungan sosial mudah lelah, dan gejala psikosomatis lainnya.
Gejala psikosomatis (penyakit fisik akibat stres) yaitu muncul keluhan fisik yang muncul karena penyebab psikis, keluhan muncul berulang. Sedangkan tipe stres dalam psikologi yaitu tekanan (Pressure )berasal dari dalam dan luar diri atau dalam diri gabungan, frustrasi (Frustration) adanya hambatan terhadap motif perilaku dalam mecapai tujuan, konflik muncul di bawah tekanan untuk merespon dua atau lebih dorongan yang saling bertentangan secara bersammaan,cemas, perasaaan yang samar-samar, simtomnya jantung berdebar dan lain sebagainya. Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres.
Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres. Stres sebenarnya positif bagi kita, asalkan dalam porsi sedang-sedang saja, karena bisa membangkitkan sistem kekebalan dan mengasah otak. Sedangkan stres berat dapat menyebabkan kita rentan terkena penyakit. Stres dapat memicu penyakit maag, darah tinggi, asma dan migren. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres berat bisa memperburuk penyakit degeneratif kronis, yaitu penyakit yang menyerang fungsi organ atau jaringan tubuh seperti penyakit rematik. Sementara stres yang tersembunyi akan lebih berbahaya bagi kesehatan karena kita tidak menyadari adanya masalah.
Respon stress dapat terihat dalam berbagai aspek yaitu respon fisiologis, dapat di tandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan system pernafasan, respon lainnya yaitu kognitif, dapat terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar, respon terakhir adalah respon emosi, dapat muncul sangat luas seperti takut, cemass, marah, dan sebagainya.
Stres dapat timbul karena adanya konflik dan frustrasi. Sebagian besar stres dapat dipicu karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor internal individu tersebut. Stres sebenarnya tidak selalu bersifat negative ada juga yang bersifat positif biasanya dikenal dengan eustress, eustress sendiri di artikan sebagai stress yang dapat memotivasi mialnya stress menghadapi pernikahan, stress dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara tertentu. Namun tidak semua orang memiliki coping stress yang sama, karna pada hakikatnya setiap individu itu berbeda. Coping stres adalah suatu upaya individu untuk menanggulangi situasi stres yang menekan akibat masalah yang di hadapi.
Stress sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan energi lebih pada neuron. Hal ini sebaliknya meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Di sisi lain, jika stress terjadi secara terus-menerus, dapat menghambat pengiriman glukosa dan mengganggu ingatan. Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, dan perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.
Jenis-jenis coping yang positif yang dapat dilakukan
a. Active coping
Strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stress.
b. Problem solving focused coping
Individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk mehilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.
c. Distancing
Usaha untuk menghindari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positif dan menganggap remeh suatu masalah.
d. Planful problem solving
Individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress dengan melibatkan tindakan yang teliti, hati-hati, bertahap, dan analitis.
e. Positive reappraisal
Usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan dengan pengembangan diri dan melibatkan hal-hal religi.
f. Self control
Suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, tidak tergesa-gesa dan hati hati dalam mengambil tindakan.
g. Emotion focused coping
Melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam penyesuaian diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang penuh tekanan.
h. Seeking social support
Suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadapi maslah dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, berupa simpati atau perhatian.
i. Positive reinterpretation
Respon dari individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah.
*Mahasiswa Psikologi Unsyiah