BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Presiden Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Muhammad Yasir menyesalkan belum disahkannya RAPBD/RAPBA tahun 2018. Hal ini disampaikan Presma Unsyiah ini kepada LintasGAYO.co pada Rabu 24 Januari 2018.
Muhammad Yasir juga menjelaskan Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang belum mengesahkan RAPBD/ RAPBA tahun 2018 dari 34 Provinsi di Indonesia. Padahal APBA yang berjumlah 14 triliun lebih itu, merupakan salah satu faktor pendukung perekonomian yang mendongkrak perekonomian Aceh.
“Namun hingga saat ini APBA belum disahkan, akibat dari polemik antara eksekutif dan legislatif yang terus mengorbankan hak rakyat demi kepentingan elit. Hal ini diperparah dengan data BPS yang menepatkan Aceh sebagai Provinsi dengan peringkat 6 termiskin di Indonesia,” kata Yasir.
Keterlambatan penyusunan APBA ini jelas Yasir akan merugikan masyarakat. Masyarakat yang semestinya sudah menerima anggaran pembangunan atau pelayanan publik terpaksa harus tertunda menunggu selesainya penetapan APBA.
“Oleh karena itu, atas nama rakyat Aceh, kami dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syiah Kuala mendesak eksekutif dan legislatif untuk fokus membahas dan mengesahkan RAPBA dengan tempo yang secepatnya, mendesak eksekutif dan legislatif untuk mengedepankan kepentingan rakyat dan menyampingkan kepentingan elit/golongan dalam pengesahakan RAPBA tahun 2018 juga berharap agar eksekutif dan legislatif agar bersinergi dalam rangka memajukan Aceh,” punkas Yasir. [SP/Zuhra Ruhmi]