
TAKENGON-LintasGAYO.co : Penyakit difteri tengah mewabah dan menjadi sorotan. Pasalnya, banyak daerah di Indonesia telah melaporkan kasus ini. Bahkan pemerintah lewat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menetapkan hal ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Tak terkecuali di Takengon, Aceh Tengah. Saat ini ada dua kasus yang sudah terjangkit virus difteria.
“Benar, saat ini BLUD RSU Datu Beru Takengon ada merawat 2 kasus anak yang suspect difteria,” kata Kepala BLUD RSU Datu Beru Takengon, dr. Hardy Yanis, SpPD.
“Saat ini kata dr. Hardy Yanis, kondisi pasien sudah membaik,” timpal Hardy Yanis, menanggapi pertanyaan LintasGAYO.co, Sabtu 13 Januari 2018.
Baca : Respon Cepat Dinkes Aceh Tengah Tangani Kasus Difteri
Seperti dilansir www.halodoc.com, difteri adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi di selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menginfeksi bernama Corynebacterium diphtheriae. Umumnya penyakit difteri diawali dengan rasa sakit di tenggorokan, demam, lemas hingga membengkaknya kelenjar getah bening.
Namun gejala khas dari difteri adalah munculnya sebuah selaput berwarna putih keabuan di sekitar bagian belakang tenggorokan. Selaput ini bernama pseudomembran yang dapat berdarah jika dikelupas. Kondisi ini mungkin akan menyebabkan rasa sakit saat menelan. Pada beberapa kasus, gejala ini akan disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening dan pembengkakan jaringan lunak di leher yang disebut bullneck.
Difteri sangat mudah menular dari seorang yang sebelumnya telah terinfeksi. Salah satu media penularan bakteri ini adalah melalui udara, yaitu saat pengidap difteri batuk atau bersin. Selain itu, interaksi langsung dengan luka akibat difteri juga dapat menularkan virus.
Penyakit ini termasuk mematikan karena dapat menyebabkan infeksi nasofaring yang bisa berdampak kesulitan bernapas dan menyebabkan kematian. Selain itu, difteri juga bisa menyebabkan komplikasi yang serius.
[Darmawan Masri]