Mengenang 11 Tahun Banjir Bandang di Pining

oleh
Banjir di Pining 11 Tahun Silam (Ist)
Banjir di Pining 11 Tahun Silam (Ist)

Oleh : Ismail Baihaqi*

PAGI itu, Kamis 26 Desember 2006 hujan terus mengguyur Kecamatan Pining dan sekitarnya. Meski hujan yang tak henti turun aktivitas sekolah masih seperti biasanya.

Jam menujukan pukul 09.00 WIB. Pagi itu awal mulanya banjir yang ditandai Sungai Pining yang mengalir dari Desa Gajah dan Uring Kecamatan Pining mulai naik dan memenuhi areal persawahan masyarakat.

Pemandangan bak lautan, semua tenggelam dan anak-anak sekolahpun dipulangkan oleh guru. Ada yang di jemput oleh orang tuanya, karena takut dampak banjir yang tak biasanya terjadi di Kecamatan Pining sebelumnya.

Siang itu, banjir tersebut menjadi tontonan warga miskipun hujan terus turun tanpa henti-hentinya dan tibalah malam Jumat ketika menunaikan Shalat Magrib hanya 3 orang yang ke masjid waktu itu karena hujan tak kunjung reda. Setelah melaksanakan doa tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, sungai meluap tepatnya di tengah-tengah Kampung sungai Waeh Kute (sungai yang mengalir dari pegunungan) menghantam salah satu rumah ibadah dan warga yang ketiga tersebut 2 orang masih bisa di selamatkan oleh warga dengan evakuasi seadanya di balik reruntuhan dan satu lagi Tgk Rukaiyah dinyatakan hilang.

Masyarakat Kampung Pining takut, mereka berlari ke gunung yang lebih tinggi tempatnya bur Pinah untuk menyelamatkan diri. Keesokan harinya masjid telah rata dengan tanah dan jenazah tgk Rukaiyah ditemukan 10 hari setelah kejadian di Berawang Puring sekitar 4 Km dari Ibu Kota Kecamatan Pining bertepatan lebaran Idul Adha.

Sekitar seminggu warga tinggal di pengungsian dan tak bisa kemana-mana akibat akses transportasi semua hancur. Jangankan ke ibu kota kabupaten, penghubung antar desapun lumpuh total akibat kiriman banjir bah tersebut.

Warga beramai-ramai menjemput bantuan ke desa Uring sekitar 20 Km dari Pining dengan berjalan kaki baik dari desa Pining, Pasir Putih, Ekan, Pertik Pintu Rime waktu itu

Tercatat 4 korban jiwa dalam musibah tersebut dua orang perempuan tua yang terjebak dalam sebuah pulau (Pulai 3 ) sekitar 6 Km dari ibu kota kecamatan Pining dan jenazahnya berhasil di temukan setelah setahun banjir di Kecamatan Bandar Pusaka Aceh Tamiang dan satu lagi Warga desa Gajah yang belum di temukan hingga sekarang.

Fasilitas umum semua hancur diterjang Banjir bah kiriman tersebut dan begitu juga sektor pendidikan dan kesehatan perlahan membaik di Kecamatan Pining.

Tak sampai di situ pada akhir tahun 2012  banjir datang kembali namun banjir ini hanya terjadi di Kampung Pining tepatnya Waeh Kute mengamuk.

Begitulah sekilas banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Pining pada tahun 2006  dan 2012 silam tentu masih segar dalam ingatan, karena belumpun sembuh luka darurat yang melanda Aceh datang musibah banjir melanda Kecamatan Pining.

*Penulis adalah warga Pining Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues ketika terjadi banjir bandang masih duduk bangku SMP kelas VII semester 1.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.