
TAKENGON-LintasGAYO.co : Walau ribuan warganet mem-bully Reni Hesti Mentari yang protes keras saat terjaring dalam operasi Zebra di Takengon, Rabu 7 Nopember 2017 silam, teman-teman siswi kelas 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Takengon Aceh Tengah ini tetap kompak membelanya.
Kesepakatan membela Hesti, karena sebelumnya ada sosialisasi dari kepolisian setempat bahwa siswa yang belum memenuhi syarat mendapatkan SIM karena sampai umur, boleh bersepeda motor ke sekolah jika kelengkapan lainnya dipenuhi seperti STNK, pakai helm dan sepeda motor tidak dimodifikasi.
Salahsatu bentuk dukungan siswa-siswi tersebut untuk Hesti adalah dengan menggalang dana membayar denda yang dikenakan kepadanya yang informasi awalnya sebesar Rp.150 ribu dibayarkan ke Kantor Kejaksaan Negeri Takengon dengan jadwal yang ditetapkan Jum’at 17 Nopember 2017.
“Kawan-kawan menggalang dana, terkumpul sebesar Rp.250 ribu dalam bentuk uang recehan Rp.500,” ungkap Hesti, Kamis 16 Nopember 2017.
Dikatakan gadis belia kelahiran Takengon 27 Juni 2002 ini, dia tidak tau persis berapa jumlah pasti yang akan dibayarkan nanti.
“Belum tau pak, ada kabar tidak lebih dari Rp.50 ribu saja,” tandas Hesti.
Seperti diberitakan media, aksi protes keras Hesti saat terjaring razia diabadikan dalam bentuk video oleh beberapa anggota tim operasi tersebut.
Video yang menurut Hesti dan teman-temannya telah dipenggal-penggal ini beredar luas di media sosial dan viral. Berbagai tanggapan positif dan negatif ditimpakan kepada Hesti yang belakangan terpuruk psikisnya. Mengurung diri di kamar dan enggan ke sekolah.
Namun setelah dihibur pihak sekolah dan teman-temannya, Hesti kembali ceria dan kembali sekolah seperti biasa. [Kh]