TAKENGON-LintasGAYO.co : Tokoh masyarakat Gayo, Sertalia mempertanyakan sikap diam beberapa pihak terkait soal polemik beredarnya video di media sosial tentang seorang siswi yang protes keras saat terjaring operasi Zebra di Takengon, Rabu 7 Nopember 2017 lalu.
“Pihak terkait seperti Kemenag, Badan Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak Aceh Tengah dan elemen sipil lainnya kok diam,” ujar Sertalia dalam siaran persnya kepada LintasGAYO.co, Senin 13 Nopember 2017.
Amatan alumni MAN 1 Takengon ini, polemik ini perlu ditelusuri benang merahnya, tidak semata membully perbuatan tidak santun dari Reni Hesti Mentari yang masih berusia 15 tahun. Atau sebaliknya menyalahkan pihak kepolisian.
“Tentu ada pemicunya sehingga Hesti bertindak dan berkata seperti itu. Jangan memvonis sebelum memahami apa persoalan yang melatarbelakanginya,” imbuh ketua Generasi Asal Linge (Genali) ini.
Dikatakan lagi, ternyata ada pernyataan Hesti dan pengakuan siswa lainnya, termasuk Kepala MAN 1 Takengon yang menyatakan sudah ada sosialisasi keringanan untuk siswa mengendarai sepeda motor tanpa SIM asalkan ada STNK, pakai helm, spion lengkap dan knalpot tidak jeber.
“Perkiraan saya, Hesti berpegang teguh terhadap sosialisasi tersebut, makanya dia prontal seperti di video tersebut,” ujar Sertalia.
Berikutnya dampak dari kasus ini, tentu menjadi preseden buruk bagi siswa terhadap pemerintah.
“Ini sangat tidak baik untuk generasi muda, mereka bakal menjadi generasi yang krisis kepercayaan terhadap pemerintah,” timpalnya.
Sertalia kembali mengimbau agar pihak terkait, termasuk Lembaga Bantuan Hukum, aktivis mahasiswa dan elemen sipil lainnya termasuk wali murid ambil peran untuk meluruskan persoalan ini. [SP]