Catatan perjalanan petugas haji.
Oleh : Muhammad Nasril
Sabtu malam 19 Agustus 2017 pukul 21:30 WAs pesawat yang ditumpangi jama’ah kloter BTJ 04 tiba di Bandara King Abdul Ajiz Jedah. Dengan wajah ceria para jamaah haji satu persatu turun dari pesawat, begitupun dengan jama’ah yang menggunakan kursi roda di dorong untuk berkumpul di sebuah ruangan, sebelum menuju ke bagian imigrasi airport.
Sambil menunggu semua jamaah diruangan, petugas bandara meminta kepada petugas untuk memperlihatkan buku kesehatan masing-masing. Petugas kemudian mengecek buku kesehatan memastikan para jama’ah melakukan vaksinasi.
Setelah semua jamaah berkumpul, para jama’ah belum diperkenankan untuk turun menuju tempat pemeriksaan imigrasi karena sistem error yang disampaikan oleh pihak imigrasi bandara. Sambil menunggu, para jama’ah mulai menanyakan tentang memakai pakaian ihram dan niat, serta shalat.
Malam itu, adalah awal kami dan jamaah belajar sabar untuk keberangkatan ini, sabar menunggu hingga semua proses imigrasi selesai tanpa protes dari para jama’ah. Karena tekad para jama’ah melaksanakan ibadah haji untuk menggapai Ridha Nya dan Mabrur.
Patut disyukuri, karena proses imigrasi seluruh jamaah berjalan lancar, tanpa kendala.
Hingga ujian pertama dimulai saat pengambilan barang bagasi para jama’ah. Kesabaran kembali diuji karena harus menunggu bagasi dengan waktu relatif lama. Beruntung ada petugas maskapai yang mengkoordinir para jama’ah untuk mengambil barang masing-masing.
Namun demikian, perdebatan kecil antara jamaah dengan petugas mulai terdengar. Jamaah mencari barangnya, sedangkan sebagian barang telah dibawa keluar oleh jamaah lain tanpa harus sesuai dengan nama.
Sehingga proses pengambilan koper terlambat, dan petugas juga membantu serta menjelaskan kepada jamaah agar membawa barang walau bukan milik mereka.
Kondisi bandara semakin padat dengan jama’ah lain, sementara barang-barang milik jamaah kami masih banyak namun semua jama’ah sudah keluar, bahkan 7 jamaah yang menggunakan kursi roda masih tetap disana.
Disini menjadi tolak ukur awal kekompakan dan kesetiaan petugas, dengan dua tangan masing-masing mencoba mengangkat barang barang tersebut. Tak peduli lelah atau sakit, yang penting semua barang harus terangkut. Tidak ada keluhan dari para petugas haji, hanya ada kata semangat untuk saling memotivasi.
Keindahan malam di Kota Jeddah akhirnya kami lewati, namun tak bisa dinikmati dalam waktu yang lama karena lelahnya perjalanan yang dilewati. Hingga akhirnya kami tiba di kota kelahiran Baginda Rasulullah SAW, Makkah Al Mukarramah mejelang Subuh….(Bersambung)