Gayo Lokop Serbejadi Menuju Pintu Lime, Mimpikah?

oleh
Lokop Serbajadi

Oleh : Ismail Baihaqi

Lokop Serbajadi

KECAMATAN Lokop Serbejadi pada tahun 1990 merupakan wilayah admistrasi Kabupaten Aceh Tengah, namun karena rentan kendali sangat jauh, maka daerah ini di serahkan ke Kabupaten Aceh Timur. Alasan supaya masyarakat dapat  dengan mudah mengurus segala kebutuhan admistrasinya.

Wilayah Lokop Serbejadi ini memiliki letak stategis dan bisa menghubungkan serta berdekatan dengan kabupaten lain diantaranya Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues, selain pusat ibukota Aceh Timur serta Aceh Tamiang.

Namun karena Infrastrukturlah memisahkan, daerah ini terasa sangat jauh dari daerah tetangga di wilayah Gayo lainnya serta pusat kota Aceh Timur serta Aceh Tamiang. Tak mengherankan juga, jika daerah ini termasuk daerah terolisir di Provinsi Aceh.

Dengan letak yang strategis dan bisa mengakses ke sejumlah kabupaten di Aceh, Lokop Serbejadi ini, laksana pintu 5 (lime-Gayo). Karena bisa berhubungan langsung dengan sejumlah daerah kabupaten di Aceh

Untuk membuktikan Lokop Serbejadi ini menuju pintu Lime perlu dukungan dari semua pihak, baik pihak provinsi, Kabupaten Aceh Timur serta Pemerintahan Pusat. Sehingga masyarakat yang tinggal di pemukiman tersebut bisa lebih maju, terutama dalam hal perokomian.

Kecamatan Lokop Serbejadi ini, 90 persen penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Penduduk Lokop Serbejadi ini sekitar 6.000 jiwa lebih yang tersebar di 17 desa dalam dua pemukiman dalam wilayah Kecamatan tersebut.

Dari lima jalan akses jalan yang dimiliki, Lokop Serbejadi menghubungkan 5 Kabupaten di Aceh. Yakni, Lokop-Pining Kabupaten Gayo lues berjarak 40 km, Lokop-Kecamatan Simpang Jernih di Aceh Tamiang sepanjang 40 km.

Lalu dari Desa Ujung Karang, Lokop menuju ibukota Aceh Timur sepanjang 100 km, Lokop Sembuang-Samar Kilang, Bener Meriah berjarak 45 km, dan dari Desa Jering menuju Kampung Jamad Aceh Tengah sepanjang 40 km.

Dari 5 jalan tersebut semua berstatus jalan provinsi. Untuk saat ini, hanya dua kabupaten yang bisa di lalui yaitu Lokop ke ibu Kota Kabupatan Aceh Timur dan Jalan Lokop Serbejadi menuju Pining, Kabupaten Gayo lues.

Sedangkan jalan yang menghubungkan Kecamatan Lokop Serbejadi-Simpang Jernih hingga Aceh Tamiang sulit di lalui oleh kendaraan roda dua, apalagi kenderaan roda empat. Sementara jalan Sembuang Samar Kilang Bener Meriah dan Jering Jamat Aceh Tengah belum sama sekali di buka.

Lintasan ini menjadi kendala, sebab lintasan ini melalui kawasan hutan yang termasuk bagian Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Tentu pertimbangannya, keselamatan satwa liar dan keadaan hutan yang terancam oleh tangan jail manusia yang tak bertanggung jawab.

Wakil Gubernur Ir Nova Iriansyah MT saat menyambangi Aceh Timur baru-baru ini dalam rangka Kunjungan Kerja (Kunker) di hadapan bupati dan masyarakat setempat mengatakan, pada 2018 jalan provinsi sepanjang 100 km dari Jalan Nasional Medan-Banda Aceh Gampung Besar hingga Perbatasan Gayo Lues akan di aspal.

Tentu masyarakan sangat berharap hal itu bisa terrealisasi dan sembari menunggu jalan pintu Lime. Semoga dengan di bukanya jalan ini ,Gayo Lokop lebih dekat dengan tetangga Gayo yang lain seperti Aceh Tengah, Bener Meriah serta Gayo Lues.

Di samping itu, sektor perekonomi masyarakat bisa berdampak baik dengan di buka jalan tersebut. Hasil pertanian yang ada di Lokop bisa di pasarkan ke Aceh Tengah, Bener Meriah dan sebaliknya.

Rasa kekeluargaan antara Gayo juga semakin dekat serta masyarakat bagian Timur-Aceh ketika perlu menggunakan transportasi udara melalui Bandara Udara Rembele di Redelong Bener Meriah bisa lebih dekat.

Selama ini, masyarakat setempat jika menggunakan transportasi udara harus menempuh perjalanan jauh yakni dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar atau melalui KNIA di Kuala Namu, Sumatera Utara.

Terakhir, sebagaimana konsep pembangunan ‘ara sirai ara si jule’ (ada yang di jemput dan ada yang di antar) serta menanti program Nawacita Presiden Jokowi, hendaknya pembangunan infrastuktur di mulai dari wilayah pedalaman, bisa terwujud. Semoga…!!(editor: aZa)

 

Penulis adalah wartawan LintasGAYO yang saat ini Tinggal di Aceh Timur.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.