DENMARK-LintasGAYO.co : Salah seorang tokoh Gayo yang kini menetap di Denmark, Yusra Habib Abdul Gani, ternyata terus memantau kegiatan-kegiatan yang digelar di tanoh temnuninya Gayo, lewat jejaring media sosial maupun media online.
Hal tersebut, kiranya dilakukan sebagai pelepas rindu terhadap tanah kelahirannya.
Walau menetap jauh di dataran Eropa, Director Institute for Ethic Civilization Research, Denmark, ini rupanya tak mau ketinggalan terhadao isu dari dataran tinggi Gayo.
Kabar terhangat, baru-baru ini diseminarkan sebuah penemuan sejarah yang luar biasanya. Ternyata Gayo juga memiliki aksara (tulisan) sendiri. Dan pada Selasa 23 Oktober 2017 di Bale Pendari (Inen Mayak Teri) Takengon, digagas Dinas Perpustakaan dan Arsip Aceh Tengah menggelar seminar tentang Aksara Rasi Gayo.
Sejumlah tokoh dan peneliti terkait hal ini memberikan pandangannya, tak terkecuali Yusra Habib Abdul Gani. Kepada LintasGAYO.co, Yusra mengirimkan sebuah tulisan berbentuk surat terbuka.
Berikut petikannya :
Surat Terbuka
Yang kami hormati Panitia penyelenggara Seminar Aksara Gayo (24 Oktober 2017)
Gedung Inen Mayak Tri, Takengen, Aceh Tengah.
Assalamualaikum,
Setelah selesai Seminar ini, kami mengusulkan supaya DPRK Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Tenggara; segera membahas dan mengeluarkan qanun tentang peraturan yang mengatur bahwa seluruh nama kantor pemerintah, Swasta, nama jalan, pertokoan, dll di tempat umum, khususnya di 4 Kabupaten, selain ditulis dalam bahasa Melayu/Indonesia juga menulis dengan aksara gayo di bagian bawah.
Terima kasih
Yusra Habib Abdul Gani
(Director Institute for Ethic Civilization Research, Denmark.)
23 October 2017.
[Wein Mutuah]