TAKENGON-LintasGAYO.co : Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata Gayo Lues, Zulkifli menegaskan bahwa selama ini menurut penilaiannya Aceh Tengah selaku induk dari semua Kabupaten Gayo bersaudara kurang peduli terdapat budaya Gayo.
Penegasan ini disampaikan saat seminar Aksara Rasi Gayo yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Aceh Tengah, Selasa 24 Oktober 2017 di Bale Pendari Takengon. Dalam seminar ini, pihak penyelenggara mengundang perwakilan dari Bener Meriah dan Gayo Lues.
Zulkifli mengaku sedih akan ketidakpedulian saudara tuanya di Aceh Tengah, yang menjadikan budaya Gayo semakin tergerus dan mulai pudar.
“Aceh Tengah nenek moyang kami. Sebagai contoh, identitas kerajaan Linge tidak terurus sebagaimana mestinya. Dan kami sedih saudara kami seakan tak peduli akan hal itu,” tegas Zulkifli.

Seharusnya, sebagai kakak tertua, Aceh Tengah lebih getol dalam hal mempertahanlan budaya. “Demikian juga dengan Ceruk Mendale, temuan disana sangat jelas bagi identitas Bangsa Gayo, yang telah mendiami daerah ini lebih dari 7400 tahun yang lalu, dan itupula menjadi bukti bahwa Gayo merupakan suku tertua di dataran Sumatera ini. Tapi apa yang kami lihat, seolah tidak terurus. Hanya segelintir orang saja yang mau, dan itupun bukan dari pemerintahan,” ketus Zulkifli.
Terkait Aksara Rasi Gayo, Gayo Lues menurut Zul sangat mendukung penuh. “Kami sangat mendukung, ternyata Gayo juga punya aksara,” tandasnya.
Sementara, salah seorang peserta dari Aceh Tengah, Kurnia juga membenarkan apa yang disampaikan perwakilan Gayo Lues tadi. Menurutnya, Pemkab Aceh Tengah terlalu pelit menganggarkan untuk kegiatan yang berbau kebudayaan.
“Amatan kami begitu. Tidak ada alokasi dana khusus dalam jumlah besar terhadap aktivitas kegiatan dalam upaya mempertahankan identitas dari Bangsa Gayo ini. Ini suatu ketidakpahaman atau memang karena tidak peduli?,” tanya Kurnia.
Amatan LintasGAYO.co, para peserta seminar Aksara Rasi Gayo berharap, jangan hanya diseminarkan saja. Melainkan, langsung menjadi muatan lokal ke sekolah-sekolah di Gayo.
Sampaian ini juga ditegaskan oleh Ketua Malejis Adat Negeri Gayo (Mango), Jusin Saleh. Ia berharap, kegiatan ini berlanjut di Bener Meriah dan Gayo Lues.
[Serta Lia/DM]