Bukan Siapa Bupatinya, Tapi Apa yang Dilakukannya?

oleh

Oleh: Ahmad Amin

AKHIR-AKHIR ini media sedang ramai-ramainya memberitakan tentang pelaksanaan pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih di kabupaten-kabupaten tertentu, khususnya di provinsi Aceh.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf melakukan perjalanan ke berberapa kabupaten di Aceh guna melakukan pelantikan bupati dan wakil terpilih di daerah masing-masing. Salah satu daerah yang disinggahi Irwaandi adalah Kabupaten Gayo Lues.

Di daerah yang berjuluk Negeri Seribu Bukit tersebut, Irwandi Muhammad Amru dan Said Sani sebagai Bupati dan Wakil Bupati, pada 3 Oktober 2017 lalu. Prosesi pelantikan tersebut berjalan lancar dan khidmat.

Seperti diketahui dalam pagelaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 15 Februari 2017 lalu, Kabupaten Gayo Lues merupakan daerah yang melewati jalan panjang dan terbilang “dramatis” untuk memilih pemimpin Gayo Lues lima tahun mendatang.

Berbagai lika-liku pun sudah dilewati mulai dari proses kampanye sampai penggugatan paslon ke MK mengenai hasil pemilu, hingga dilakukannya PSU (Pemungutan Suara Ulang) dibeberapa TPS tertentu. Namun setelah melewati proses panjang tersebut akhirnya KIP Gayo Lues menetapkan pasangan Muhamad Amru dan Said Sani sebagai bupati dan wakil bupati Gayo Lues.

Pascapelantikan Muhammad Amru dan Said Sani menjadi pemimpin Gayo Lues, sekarang tidak ada gunanya lagi mempermasalahkan perbedaan pilihan dalam Pilkada serentak yang lalu. Bupati yang sudah dilantik tersebut adalah bupati seluruh rakyat Gayo Lues, bukan sekedar bupatinya tim sukses, partai atau kroni tertentu.

Selanjutnya, tugas kita sebagai masyarakat yang cerdas adalah menjadi pendukung sekaligus pengawas terhadap kinerja beliau selama memimpin daerah ini nanti. Rasa-rasanya sudah tidak ada waktu lagi untuk mempermasalahkan perbedaan pilihan politik, yang terpenting adalah membangun Gayo Lues dari segala sektor hingga nanti terwujudnya Gayo Lues yang sejahtera.

Tentunya ini tidak bisa dilakukan hanya oleh bupati dan wakil bupati saja, tapi perlu dukungan dari berbagai stekholder termasuk msyarakat. Dilihat dari kondisisnya saat ini pemerintahan baru mempunyai PR besar yaitu melanjutkan program bagus yang belum dituntaskan oleh pemerintah sebelumnya atau menciptakan dan membuat program pembangunan baru yang dapat mewujudkan kesejahteraan Gayo Lues dari berbagai aspek.

Ada beberapa poin penting yang semestinya diprioritaskan pemerintahan baru ini selama memimpin nanti, ada pun beberapa point tersebut adalah sebagai berikut;

Pertama pembangunan dan perbaikan infrastruktur, dalam upaya peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Tentunya infrastruktur menjadi salah satu faktor yang sangat penting, dengan tersedianya infrastruktur yang baik maka aktivitas dan kegiatan ekonomi masyarakat akan berjalan dengan baik.

Untuk kebupaten gayo lues infrastrukur berupa jalan menjadi bagian yang harus diperhatikan serius oleh pemerintah, mengingat letak geografis Kabupaten Gayo Lues yang sebenarnya sangat strategis di Provinsi Aceh. Sayangnya keadaan ini tidak didukung dengan infrastruktur jalan yang baik.

Sebagai contoh jalan nasional Gayo Lues-Aceh Barat Daya, Gayo Lues-Aceh Timur, Gayo Lues- Aceh Tamiang. Kondisi jalan nasional tersebut memang sudah ada, namun kondisi nya yang masih relatif buruk dan susah dilalui, harapan nya dengan anggaran yang tersedia pemerintahan baru ini dapat menjalin komunikasi dengan pemkab terkait dan juga Pemprov agar pembangunan jalan ini dapat dilakukan dan secepatnya bisa dirasakan masyarakat manfaatnya tidak hanya di Gayo Lues, tapi di beberapa daerha di Aceh pada umumnya.

Selain jalan nasional tersebut kedaaan jalan lintas desa, kecamatan pun masih banyak yang dalam keadaan rusak dan susah dilalui. Selain jalan, infrastruktur berupa jembatan dan sarana pemukiman dan pertanian juga harus jadi perhatian pemerinthaan baru ini.

Kedua peningkatan pertumbuhan ekonomi dan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Gayo Lues. Seperti diketahui bersama Gayo Lues merupakan salah satu kabupaten termiskin di Aceh, dengan tingkat kemiskinan di Gayo Lues sampai 2016 masih yang tertinggi di Aceh.

Dari 23 kabupaten/kota di Aceh, Gayo Lues masih menempati urutan pertama kabupaten termiskin yaitu 21,86 persen, selanjutnya Aceh Singkil (21,60), Bener Meriah (21,43), Pidie (21,25) dan Pidie Jaya (21,18).

Karena itu potensi kemampuan ekonomi yang ada di daerah Gayo Lues yang mungkin dan layak dikembangkan sehingga terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat bahkan menjadi penopang perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan sudah selayaknya menjadi fokus program pemerintah.

Sudah sepatut nya juga pemerintah berpikir keras untuk mengatasi permasalah tersebut dengan menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan baru, upaaya yang bisa dilakukan antara lain adalah mengembangkan usaha kecil menegah (UKM) dan penciptaan agroindustri berbasis pedesaan, serta dengan memprioritaskan putra daerah untuk mengisi lowongn pekerjaan di lembaga pemerintahan dan perusahaan.

Ketiga pengembangan sektor pertanian, mengingat besarnya potensi sumber daya alam di Gayo Lues, maka tak heran jika sektor pertanian bisa menjadi penopang perekonomian masyarakat. Keadaan tanah yang subur sebenarya sudah ada beberapa komoditi yang menjadi andalan masyarakat seperti; sere wangi, kopi, nilam, tembakau dan tanaman palawija.

Tapi yang menjadi kendala dari pembangunan sektor pertanian di negeri yang berhawa sejuk ini adalah kurangnya campur tangan pemerintah dalam proses budidaya hingga proses pemasarannya. Masyarakat (petani) selain membutuhkan bantuan berupa bibit, pupuk dan lain sebagainya juga membutuhkan sokongan dari bagian hilir yaitu pengolahan hasil pertanian (terutama komoditi unggulan) dengan cara memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.

Tak cukup sampai disitu masalah ketersediaan pasar terhadap produk mentah pertanian maupun hasil olahan tersebutjuga harus disediakan. Dengan begitu akan timbul motivasi masyarakat untuk mau berusaha dibidang pertanian, karna sudah meningkatnya nilai ekonomi dari kegiatan usaha tani masyarakat. Tentunya program ini harus dilakukan dengan sosialisasi,pengawasan serta evalusi dari pihak pemerintah sendiri dengan catatan masyarakat haru menjadi pelaku utama dari siklus ekonomi usaha tani tersebut.

Keempat  pengembangan sektor wisata dan upaya pelestariam hutan. Alam yang indah dan alami menjadi daya tarik tersendiri yang dimiliki Gayo Lues, karenanya hutan menjadi penyumbang terbesar terhadap tutupan hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Di hutan Gayo Lues jadi habitat berbagai satwa termasuk satwa langka.

Hal ini tentunya cukup untuk menjadikan Gayo Lues sebagai destinasi wisata nasional pilihan, belum lagi dari Gayo Lues menjadi gerbang terdekat untuk melakukan pendakian ke puncak Leuser. Namun lagi-lagi hal ini membutuhkan dukungan serius dari pemerintah seperti meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas di objek wisata.

Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang berhubungan dengan kepariwisataan untuk mencetak tenaga terdidik dan terlatih dalam bidang pariwisata, Menjaga keamanan dan kenyamanan objek wisata, agar para wisatawan merasa betah dan aman selama tinggal di daerah objek wisata, Meningkatkan prasarana dan sarana transportasi yang memperlancar perjalanan menuju objek wisata.

Dibalik itu semua, hutan Gayo Lues berpotensi mengalami kerusakan dan satwa yang ada dihutan gayo lues akan ikut terancam oleh karena itu diperlukan regulasi yang tepat yang bisa memanfaatkan potensi yang ada namun di sisi lain juga dapat menjaga kelestarian hutan dan alam hingga nantinya dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Dengan lahirnya pemimpin baru, menjadi babak baru pula  untuk membawa Gayo Lues menjadi kabupaten yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Harapannya, seluruh masyarakat Gayo Lues agar tidak berlarut-larut dalam menyikapi berbagai kejadian yang menjadi catatan berdemokrasi di kabupaten asal Tari Saman tersebut.

Kepentingan rakyat adalah hakikat dari tujuan politik sebenarnya, kepentingan rakyat jangan sampai didahului oleh kepentingan kelompok dan golongan tertentu saja. Karena tidak penting siapa yang menjadi bupatinya, tapi apa yang mampu dilakukannya untuk negeri seribu bukit tercinta.[]

Penulis, Mahasiswa Jurusan Agribisnis  Universitas Malikussaleh

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.