TAKENGON-LintasGAYO.co : Pemerintah di dataran tinggi Gayo baik Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues diminta untuk lebih serius memajukan sektor wisata, salahsatu dengan menerapkan konsep MICE, akronim dari Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition.
“Gayo khususnya Takengon tidak bisa mengelak dari dunia wisata, kita punya kopi dan keindahan panorama alam dan kini sudah didukung akses transportasi udara via Bandara Rembele dan darat via Lhokseumawe,” kata Sofyan, perantau Gayo di Banyuwangi, Minggu 2 Juli 2017.
Dan untuk konsepnya, sosok yang sempat sebagai pengurus Keluarga Nenggeri Antara (KNA) Banda Aceh ini, disarankan berpedoman kepada konsep MICE, diantaranya Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran.
Dijelaskan, MICE adalah jenis kegiatan yang terdapat dalam industri pariwisata, direncanakan secara matang oleh suatu kelompok atau kumpulan orang yang memiliki kesamaan tujuan dalam penyelenggaran kegiatan tersebut.
“Dalam hal ini tentu Pemerintah bersama elemen terkait,” kata Sofyan.
Dunia MICE merupakan dunia bisnis yang sangat menjanjikan namun diakui masih sangat baru dalam masyarakat karena belum banyak memiliki peminat seperti bisnis lainnya.
“Konsep MICE belum terjamah dengan baik di Gayo, padahal merupakan salah satu andalan pariwisata di beberapa negara maju. Dan di Indonesia baru sedikit sekali yang mau memainkannya, kenapa Gayo tidak memulainya,” timpalnya.
Saran Sofyan, kurangnya pengetahuan tentang MICE perlu segera dibenahi dengan segala upaya oleh pihak terkait di Gayo.
“Kita berharap pemerintahan baru nantinya dapat lebih jeli dan visioner menggali peluang mensejahterakan masyarakat, salahsatunya tentu sektor wisata,” tandas Sofyan, sosok asal Asir-Asir Takengon ini.
Penelusuran media ini, kota-kota MICE di Indonesia antara lain Jakarta, Denpasar, Jambi, Jayapura, Ujung Pandang, Medan, Manado, Surabaya, Batam, Yogyakarta, Padang, Palembang, Kota Surakarta dan Kota Samarinda. [Kh]