Mencari Manti di Taman Sari

oleh

MANTI menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini, setelah Komunitas motor trail asal Banda Aceh, Fredo Prastana mengunggah Video tentang penemuan manti di salah satu hutan di Aceh meski sebelumnya pada tahun 2015 manti juga telah dimuat di tabloid LintasGAYO.

Konon, Manti (Mante) adalah sosok misterius seperti manusia bertubuh pendek dan berbulu menyerupai anak kecil dan larinya sangat cepat. Banyak kesaksian masyarakat tentang keberadaan manti, namun adapula yang menganggap hanyalah mitos.

Minggu (16/04/2017) kami (saya, Eni Usmar, Rembune dan Liana) benar-benar menemukan manti. Sekira pukul 17.30 di Taman Sari Bustanussalatin.

Cerita ini bermula ketika kami ingin mencari angin segar setelah beberapa hari hanya berdiam di kos-kosan. Saya mengusulkan untuk kami mengunjungi Taman Sari Bustanussalatin karena sedang ada acara Bazar Amal yang di adakan oleh Yayasan Sulaimaniyah Tahfidz Centre Aceh yang di adakan untuk kepentingan para penghafal Al-Qur’an.

Pertama memasuki lokasi bazar, kami tertarik menyaksikan penyajian makanan khas Turki dan ingin merasakan makanan yang di datangkan langsung dari Turki ini. Pandangan kami pertuju pada pengolahan Kebab Turki dan beralih pada jus lemon yang disajikan dengan cerek khas yang digendong di badan, yang moncongannya tepat di dada sebelah kanan, pramusaji akan menunduk untuk menuangkan air ke mangkung para pemesan minuman. Cara unik ini menyita perhatian para pengunjung hingga antrian ramai. Satu mangkuknya dihargai hanya Rp5.000 saja.

Rasa penasaran kami belum terpenuhi sebelum memesan makanan khas Turki. Pengunjung antri dengan membawa secarik kertas. Sayup kami dengar dari pengeras suara yang bersumber dari panggung utama mengatakan untuk memperoleh makanan kami dapat mengambil kupon di depan panggung utama. Kami mulai menuju tempat pengambilan kupon. Disanalah pertemuan kami dengan manti bermula.

Foto : internet

Kami harus antri untuk mendapatkan kupon, maju selangkah demi selangkah setelah orang-orang di depan kami mendapatkan kuponnya. Sekarang giliran kami yang akan mendapatkan kupon pesanan makanan. Seorang ibu kira-kira berumur 40 an telah siap mencatat pesanan kami dan memberikan menu lengkap dengan harganya.

Ada sekitar 24 menu tertulis disana yang semuanya adalah makanan khas Turki, kami mulai melihat-lihat makanan yang ingin dimanakan.

Mataku tertuju tepat di baris ke dua dan kolom ke dua dalam daftar menu bertuliskan Manti. ”Pesan manti, Bu,” kataku pada ibu paruh baya itu.

“Wah mantenya sudah habis dek” katanya “ganti saja dengan menu lain” usulnya lagi. Akhirnya saya dan Eni memesan Doner Kebab, dan Rembune memesan Kavurma.

Setelah mendapatkan kupon pesanan masing-masing kami menuju tempat yang menyajikan aneka pesanan yang sesuai dengan yang tertulis di kupon. Sambil mengantri mendapatkan doner kebab aku membayangkan gambar manti dalam dafar menu dan berharap bisa menyantap Manti.

Setelah mendapatkan doner kebab, aku yang masih penasaran dengan rasa Manti menanyakan pada salah satu pramusaji apakah mantinya masih ada. “Sudah habis sejak tadi pagi kak,” katanya. Cukup disayangkan pertemuanku dengan manti hanya sebatas gambar di menu.

Ternyata masyarakat Aceh benar-benar penasaran dengan manti, manti manusia kerdil atau manti makanan khas Turki. Hingga menu ini telah habis sejak pagi sedangkan menu yang lain masih tersedia.

Manti adalah makanan khas Turki yang terbuat dari tepung terigu atau pangsit, di dalamnya berisi daging yang direbus atau di goreng dan disajikan dengan mentega serta saus yang terbuat dari yogurt. [Zuhra Ruhmi]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.