Ansar Salihin *)
SMIK begitulah namanya sampai sekarang yang masih melekat pada mainset masyarakat terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Mesjid Raya. Ya, memang pada awal pendirian diberi nama SMIK (Sekolah Menengah Industri Kerajinan) berdiri tahun 1992 diresmikan oleh Presiden RI Soeharto. Berlokasi Neuheun Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
SMIK Aceh pada masa itu satu-satunya sekolah dengan bidang keahlian seni rupa dan kerajinan, sebelum berdirinya SMIK Lhokseumawe. Pada masa penyetaraan sekolah kejuruan se-Indonesia oleh pemerintah. SMIK Aceh berubah nama menjadi SMK N 1 Mesjid Raya, namun bidang keahlian tidak ada perubahan tetap Seni Rupa dengan menambah bidang Teknologi Informasi dan Teknik Rekayasa.
Tiga Paket Keahlian yang masih bertahan sampai sekarang dalam rumpun seni rupa di bawah naungan Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya (DPK) diantaranya Paket Keahlian DPK Kayu, DPK Logam, dan DPK Tekstil. Sementara dalam rancangan pengembangan selanjutnya akan dibuka Program Keahlian Seni Rupa Murni Paket Keahlian Desain Interior dan Desain Komunikasi Visual.
Sejak 1992 telah banyak meluluskan alumni yang saat ini tersebar di seluruh daerah. Ada yang sudah bekerjan dan ada yang melanjutkan pendidikan seni di perguruaan tinggi. Banyak diantara mereka membuka usaha, menjadi guru seni budaya dan bekerja di tempat lain. Ini membuktikan lulusan SMK Mesjid Raya telah memberikan sumbangsih yang sangat besar perkembang seni budaya di Aceh terutama bidang seni rupa dan kerajinan.
Memperhatikan pada tenaga pendidik yang bekerja di SMK N 1 Mesjid Raya bidang seni rupa merupakan lulusan perguruan tinggi negeri di Indonesia baik sarjana pendidikan seni rupa (S.Pd) maupun sarjana seni rupa murni dan kriya (S.Sn). Diantaranya Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Universitas Negeri Medan, Universitas Syiah Kuala, Universitas Negeri Padang dan Kampus lainnya yang memiliki program studi Seni Rupa. Sebagai seorang guru seni rupa memiliki dua profesi, sebagai seniman dan juga pendidik.
Memperhatikan hal tersebut, SMK N 1 Mesjid Raya memiliki potensi besar dalam pengembangan penjaminan mutu pendidikan seni rupa di Aceh. SMK N 1 Mesjid Raya dapat dijadikan sebagai sekolah rujukan atau pusat pendidikan seni rupa di Aceh. Hal ini dapat dilihat dari potensi secara historis keunggulannya bidang keahlian seni rupa, lulusan yang berpotensi bidang seni rupa, tenaga pendidik bidang seni rupa yang kompeten dan sarana belajar pendidikan seni rupa memadai.
Sebagai sekolah pusat pendidikan seni rupa tentunya harus menjadi yang terbaik dari sekolah-sekolah lain. Dalam hal ini tidak hanya berfikir persoalan pendidikan peserta didik yang sekolah di SMK N 1 Mesjid Raya, namun harus memikirkan pendidikan guru dan penjaminan mutu pendidikan seni rupa di Aceh. Setiap guru-guru seni budaya mulai SD, SMP, SMA dan SMK se Aceh apabila ingin mendapatkan keahlian khusus bersertifikat bisa didapatkan di SMK N 1 Mesjid Raya. Guru-guru tersebut akan dilatih dan dibina oleh instruktur dari seni rupa SMK N 1 Mesjid Raya. Begitu juga dengan siswa yang mengikuti FLS2N (Festival Lomba Sekolah Siswa Nasional) dan lomba seni budaya lainnya di sekolah bidang seni rupa akan dimagangkan di SMK N 1 Mesjid Raya. Melalui hal tersebut apabila dapat diwujudkan oleh SMK N 1 Mesjid Raya dan mendapat kepercayaan dan dukungan dari pemerintah bidang pendidikan, seni dan budaya, maka sangat membantu perkembangan pendidikan seni rupa di Aceh. Hal ini akan mendukung program pemerintah dalam melestarikan seni budaya local tradisi di Aceh. Semoga terwujud.
Salam Budaya.
*) Penulis adalah Ketua Gerakan Literasi Sekolah (GLS) SMK N 1 Mesjid Raya