Takengon-LintasGayo.co: Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon, Feri Yanto pertanyakan pelaksanaan Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah yang dilaksanakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tengah yang dinilai tidak mengakomodir seluruh elemen masyarakat.
“Dari organisasi kemahasiswaan tidak mendapatkan undangan, seperti KAMMI, GMNI, dan HMI juga, maka kami pertanyakan pelaksanaan debat publik kandidat bupati ini,” kata Feri Yanto.
Seyogyanya, debat publik itu harus mengakomodir seluruh elemen masyarakat, sebab tujuan dari debat publik ini kan untuk merubah keputuan politik di masyarakat, bukan hanya sekedar acara debat kusir yang tanpa sasaran yang jelas, maka dengan tidak di undang organisasi mahasiwa ini merupakan sebuah indikasi bahwa KIP tidak memahami tujuan dari kegiatan ini, apalagi dengan pengamanan yang berlebihan, setiap yang tidak memiliki undangan tidak bisa masuk.
“Seharusnya tidak ada pembatasan bagi peserta yang hendak ikut menyaksikan debat publik cabub dan cawabub, untuk mewujudkan pemilih yang rasional di tengah masyarakat,” katanya.
Senada, ketua KAMMI komisariat Aceh Tengah, Mukhlisin turut mempertanyakan debat publik yang dilaksanakan oleh KIP Aceh Tengah, dirinya menyesalkan tidak dilibatkannya organisasi kemahasiswaan yang juga merupakan kontrol sosial tapi tidak dilibatkan pada kegiatan ini.
“Ini merupakan sesuatu yang memilukan, dengan tidak melibatkan organisasi mahasiswa seperti KAMMI, HMI dan GMNI, ada apa ini?” tanya Mukhlisin. (GM)