Nikmatilah Hidupmu

oleh

rps20161031_131843_397

oleh : Junaidi

DUNIA sudah lengkap adanya jika berbicara sarana dan prasarana kehidupan. Segala pernak-pernik yang diciptakan semakin berkembang adanya. serba mudah, dan instan. Dalam konteks lain, manusia sudah berada pada fase yang modren atau fase lebih canggih setelah melewati fase klasik.

Dalam memaknai hal tersebut dan tidak hanya dalam konteks modren itu, namun dari berbagai sisi kehidupan. ada sebuah kata yang menarik yang sangat layak rasanya jika diacukan kepada semua yang berkaitan dengan hal diatas, yakni “Nikmatilah hidupmu”.

Kata ini simpel, namun beragam makna yang dapat di petik dari kata tersebut. Terutama dalam perubahan manusia terhadap kehidupan, yang harus singkron dengan kehidupan manusia kedepannya.

Disekeliling kita, sering di jumpai orang-orang yang begitu mewah hidupnya, sederhana, dan bahkan susah (fakir). Orang kaya atau mewah, berbagai fasilitasnya yang sangat megah, orang sederhana, dengan berbagai kesederhanaannya ia hidup, dan orang susah (fakir) juga dengan segala apa yang ia punya, untuk menempuh suatu hidup. Semua itu merupakan contoh, dan bukti bahwa manusia melakukan aktifitasnya dengan berbagai macam usaha sesuai kontek masing-masing yang dilakukan.

Dalam hal ini, berbagai hal yang ditemui, tentu manusia sering mengalaminya terkait dengan keadaan dan kondisi. bagaimana ia harus menjalankan semuanya, dari kecil hingga besar, dari susah menjadi mudah. Hal tersebut sudah tidak asing lagi dalam kehidupan manusia. Maka akan sangat tepat sekali jika semua aktifitas tersebut dibarengi atau disupport dengan kata “Nikmatilah hidupmu”.

Banyak manusia yang terasa kurang sesuatu dalam hidupnya, atau terasa tidak puas dalam berbagai aspek dalam hidupnya. Tentu salah satu penyebabnya ialah, manusia itu kurang menerapkan sebahagian atau kurang  menikmati perjalanan hidupnya sehari-hari dengan bahagia. Dalam artian manusia menjalankan aktifitasnya dengan ego yang sangat tinggi dan mengejar waktu yang sangat sedikit. Demi kesempurnaan tugas yang selalu tuntas saat diberikan.  Mengejar waktu dan terus mengejar waktu, sehingga lupa bagaimana cara ia menikmatinya seiring menumpuknya aktifitas-aktifitas yang diberikan. Hal ini tentu l akan sangat menekan manusia untuk selalu berada pada posisi mengejar-ngejar waktu tuntasnya atau kain sebagainya.
Jika saja menjalani waktu aktifitas manusia dalam keseharian seperti demikian itu, lalu apakah itu sudah terasa indah dan membawa kebahagiaan, atau sudah merasa menikmati hidup?. Tentu tidak, tanpa dengan betul-betul menikmati suatu pekerjaan atau perjalanan hidup.

Pembaca yang budiman, adakalanya manusia berada dalam kenyamanan dan adakalanya manusia berada dalam kegelisahan. adakalanya manusia berada dalam kesempitan dan adakalanya manusia berada dalam kemudahan, semua itu sudah ditentukan sesuai dengan catatan manusia masing-masing. Namun perlu diketahui bahwa, menikmati suatu hidup akan terasa lebih indah bila dibandangkan dengan tergesa-gesa hanya mengejar suatu kepentingan lain tanpa dirasakan bagaimana menikmatinya.

Sebagai contoh kecil, manusia sedang menaiki kendaraan menuju suatu tempat yang dituju. Jika ia tidak menikmati perjalan tersebut, tentu rasanya akan terasa capek, lelah, bosan, lama sampai dan lain sebagainya. Namun hal sebaliknya, jika dinikmati suatu perjalanan itu, dihadapi dengan santai, tenang, ikhlas, tentu rasa yang didapat akan sangat lebih menakjubkan dan nyaman, terlebih perjalanan yang akan dituju akan lebih cepat sampai, dibanding dengan hanya menaiki saja dan tidak ada sedikitpun merasakan untuk menikmatinya.

Sebagai manusia yang hidup dialam sementara ini dan dalam Al-Qur’an di sampaikan bahwa dunia hanyalah sebuah permainan semata, lalu apa salahnya mendapatkan kebahagiaan itu dengan memulai menikmati hidup? Sedangkan kata nikmat tersebut dalam istilah lain ialah syukur, dan syukur bagian dari kecintaan Allah pada hambanya, yakni manusia yang selalu mensyukuri nikmat-Nya. (Q.S. Ibrahim: 7).

Kata “Nikmatilah” sama saja dengan mensyukuri apa yang telah diberikan sang Pencipta kepada hambanya dengan landasan menjalankannya dengan penuh ikhlas, kalau tidak yakin dengan kata tersebut, maka apa salahnya jika mulai mencobanya?.

Semoga, setiap perjalanan, perjuangan dan aktifitas-aktifitas kita sehari-hari selalu dan senantiasa diiringi dengan satu kata “Nikmatilah”. Karena dengan menikmati sebaik-baiknya, tentu akan merasakan hasilnya yang indah dan akan terasa nikmatnya,  karna nikmat itu bahagian dari suatu kebahagiaan.[]

*Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-raniry Banda Aceh.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.