PEKAN Olah Raga dan Seni (Porseni) ke-XV Kementerian Agama (Kemenag) Aceh di Takengon yang sempat tertunda dari jadwal sebelumnya (24 – 31 Juli 2016) dan digeser ke tanggal 2 – 9 Agustus 2016, dengan bermacam cabang yang diperlombakan ada banyak nuansa ‘wisata religi’ yang diusungnya.
Demikian kesan pertama dari bincang-bincang pekan lalu dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Kankemenag Aceh Tengah Saidi B, S.Ag yang juga selaku salah seorang panitia pelaksana.
“Dengan 6 cabang di bidang olah raga dan 16 cabang di bidang seni, plus ekspo madrasah dan kepramukaan. Sangat kental kegiatan Porseni Kemenag ini dengan pesan wisata religi,” begitu kata Pak Saidi, panggilan akrab orang nomor dua di Kankemenag Aceh Tengah ini.
Dalam cabang seni, misalnya. Cabang-cabang Musabaqah Tilawatil Qur’an seperti tilawah, hifzil, syarhil dan fahmil adalah cabang-cabang perlombaan yang sarat dengan fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan.
Aceh Tengah secara umum dan Takengon pada khususnya adalah satu di antara daerah tujuan wisata yang kaya dengan potensi keindahan alamnya. Selain sebagai daerah yang dikenal penghasil kopi terbaik, juga banyak lokasi wisata di sekitar Danau Lut Tawar.
Yang jelas, moment Porseni bisa menjadi ajang promosi Gayo sebagai tujuan Wisata Islami, di samping ada misi-misi utama Kemenag dalam Porseni ini. selain itu, sebagai pembelajaran bagi masyarakat, bahwa melalui Porseni kemenag ingin menunjukkan kepada masyarakat tentang eksistensinya selain komit memberikan pelayanan masyarakat dalam pembinaan pendidikan melalui madrasah, pesantren, diniah dan majelis taklim serta pelayanan nikah, zakat, haji dan lain-lain; Kemenag juga peduli dengan upaya menyalurkan bakat dan kreatifitas.
“Baik bagi siswa siswi madrasah, santri pesantren maupun karyawan kementerian agama, Porseni dan paket kegiatan seperti ekspo madrasah ini menjadi ajang positif berkreatifitas yang kompetitif,” ujar Saidi.
Dikaitkan dengan Takengon sebagai tujuan wisata, maka melalui Porseni kita harapkan adanya promosi wisata yang Islami.
(Mahbub Fauzie)
