Angkup-LintasGayo.co : Warga Angkup Kecamatan Silihnara Kabupaten Aceh Tengah akhir-akhir ini diresahkan dengan maraknya tindak kriminal berupa pencurian dan perampasan.
Seminggu sebelum lebaran Idul Fitri 1437 H, seorang anak dibawah umur dilaporkan tertangkap basah saat menyatroni rumah Hasan, warga di kampung Simpang Kemili bersama seorang rekannya.
Saat itu, Hasan sedang tidak berada di rumah karena sedang melaksanakan shalat tarawih, 2 pelaku pencurian melakukan aksinya. Satu orang masuk ke dalam rumah dan satu orang lagi berjaga di luar. Sekitar pukul 09. 30 WIB korban pulang ke rumah dan kaget melihat pintu rumahnya sudah terbuka dan memergoki seorang bocah kecil sedang bersembunyi di balik Pertamini.
Satu orang pelaku berhasil diamankan dan segera di proses melalui Reje Kampung. Warga mendesak agar bocah ini dipenjarakan, namun karena di bawah umur akhirnya dibebaskan, warga merasa tidak puas, karena si bocah diduga kuat sudah sering melakukan pencurian di beberapa toko sekitar Angkup.
Yang membuat warga kesal, pelaku sudah sering melakukan pencurian dan tertangkap basah. Namun tidak bisa diproses hukum dengan alasannya masih dibawah umur. Atas keputusan ini para korban merasa kecewa, walau masih kecil tapi sangat meresahkan warga.
Tindak kriminal lainnya terjadi Kamis sore, 07 Juli 2016, sekitar pukul 14. 30 Wib, 2 orang pengendara sepeda motor mengintai seorang ibu rumah tangga yang sedang mengenderai sepeda motor melewati daerah Remesen, kecamatan Silih Nara. Tiba-tiba 2 orang yang tidak dikenal ini mengambil paksa (menjambret) tas milik ibu tersebut dan langsung kabur.
Warga yang menyaksikan perbuatan ini langsung melakukan pengejaran terhadap dua orang pelaku penjambretan itu. Di daerah Angkup kedua pelaku menabrak mobil yang diketahui milik Aman Salwa, warga Pepayungen. Karena sudah diteriaki maling korban tabrakan yang tidak lain adalah pelaku penjambretan langsung dihakimi massa, atas kejadian ini para pelaku sudah diserahkan ke pihak berwajib untuk di proses hukum.
Maraknya kasus kriminal di kecamatan Silih Nara ini menyebabkan warga resah, sehingga tidak berani bepergian terutama kaum Hawa dengan sepeda motor. Juga was-was meninggalkan rumah dalam keadaan kosong. Bahkan tahun lalu uang kotak amal di mesjid juga di bobol. (JW)