Penulis Aceh Lulus Seleksi Ubud Writers and Readers Festival

oleh

Ubud-WritersBanda Aceh-LintasGayo.co : Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) yang setiap tahun diadakan di Bali menyedot perhatian ratusan penulis dari seluruh provinsi di Indonesia. Tahun ini, panitia mengumumkan 16 penulis emerging Indonesia yang lolos seleksi sebagai pembicara pada festival yang diikuti oleh penikmat seni dari seluruh dunia. Tahun ini, lomba UWRF diikuti oleh 894 penulis dari 201 kota di 33 propinsi Indonesia.

“Alhamdulillah, dari 16 penulis yang lolos seleksi ke Ubud, salah satunya karya buku yang diterbitkan oleh Bandar Publishing dengan judul Hasan Tiro: Jalan panjang menuku Damai Aceh yang ditulis oleh Murizal Hamzah dengan editor M Adli Abdullah dan pengantar Zaini Abdullah,” ungkap Direktur Bandar Publishing Mukhlisuddin Ilyas, Selasa (14/6). Ini menandakan penulis asal Aceh masih tetap mengisi ruang-ruang level nasional.

Mukhlisuddin menyebutkan berdasarkan email yang diterima pada Selasa (14/6) adapun 16 penulis yang tampil berbicara pada 26 – 30 Oktober mendatang di Ubud berasal dari Aceh, Bukittinggi, Bangkalan, Yogyakarta, Kendari, Malang, Cilegon, Tangerang, Padang, Jakarta, Denpasar, Pamekasan dan Pontianak. Disebutkan, agenda tahunan ini menghadirkan lebih dari 150 pembicara yang terdiri dari penulis, seniman, budayawan, dan para pemikir lainnya.

“Lolos seleksi yang ketat buku Biografi Hasan Tiro ke Ubud Writers adalah hal pertama bagi kami penerbit lokal. Ini semakin memberi semangat bagi kami untuk terus berkarya dengan buku-buku yang bermutu yang menjadi inspirasi bagi pembaca,” ungkapnya bersyukur.

Direktur Bandar Publishing mengutip catatan yang dikeluarkan oleh Dewan Kurator UWRF 2016 Seno Gumira Ajidarma, Iswadi Pratama dan Kadek Sonia Piscayanti bahwa sepanjang sejarah program penulis emerging yang pertama diadakan pada 2008, jumlah penulis tahun ini merupakan yang tertinggi. Hal ini mencerminkan betapa sesungguhnya gairah untuk menulis masih cukup tinggi di kalangan para penulis muda tanah air. Program Ini menjadi salah satu wahana utama bagi penulis emerging Indonesia untuk menunjukkan pencapaiannya.

Dalam catatan Seno ditegaskan karya-karya penulis peserta seleksi dibaca terlebih dahulu oleh tim pre-kurasi yang terdiri dari sastrawan Ubud, Ketut Yuliarsa dan Manajer Program Indonesia UWRF, I Wayan Juniarta. Kemudian karya-karya inilah yang dibaca dan ditelaah oleh anggota Dewan Kurator.

“Menulis (karya sastra) bukan cuma soal memiliki isu atau tema atau ide, lalu menguraikannya dalam sekian banyak bab, sejumlah puisi, atau sejumlah esai, melainkan juga soal bagaimana menghadirkan kembali sebuah dunia yang mampu memberikan bukan saja perspektif yang segar, tetapi juga pengalaman berbahasa yang terus menerus tumbuh dalam karya yang disajikan,” pungkas Mukhlisuddin mengutip pernyataan Seno.

Tema yang diusung di festival ke 13 kali ini adalah ‘ Tat Tvam Asi ‘, sebuah penggalan filosofi Hindu dari abad ke-6 dengan makna yang sangat dalam. Dalam bahasa Indonesia ‘ Tat Tvam Asi ‘ dapat diterjemahkan menjadi ‘Aku adalah engkau, engkau adalah aku’ atau ‘Kita semua satu’.

Adapun 16 penulis diundang ke Bali dengan akomodasi selama 6 malam, tiket pesawat PP serta uang saku ditanggung oleh panitia. Mereka menjadi pembicara di panel diskusi bersama penulis lainnya, bebas masuk ke 70 lebih acara Main Program, peluncuran buku antologi dwi bahasa bersama 16 penulis yang lolos seleksi tahun ini serta mengadakan workshop. (SP)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.