Ramadhan, Kesempatan Membangun Pendidikan Keluarga

oleh
Ist

Catatan: Nasril*

“Ramadhan adalah bukti bahwa kita bisa memberikan tempaan pendidikan kepada anak untuk ikut merasakan nasip orang banyak,”

Ist
Ist

SEPERTI biasa, menjelang berbuka puasa, saya memilih mendengar Radio Republik Indonesia (RRI) Banda Aceh. Bahagia sekali rasanya, mengetahui kabar tentang program terbaru yakni dialog interaktif seputaran bulan suci ramadhan yang digagas oleh Kanwil Kemenag Aceh bersama RRI dan Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh. Program ini akan disiarkan setiap harinya selama bulan ramadhan mulai pukul 16.00 sampai 17.00 WIB.

Dua hari yang lalu, Selasa, (7 Mei 2016), Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kanwil Kemenag Aceh Drs. H. Hamdan. MA diminta menjadi narasumber.

“Assallamualaikum, semua merindukan keluarga bahagia, sakinah, mawaddah, warahmah dan ramadhan adalah kesempatan emas untuk membangun pendidikan keluarga kita,” ungkap H. Hamdan mengawali pembicaraannya.

Sore itu pembahasannya terasa ringan dan menarik. Dipandu oleh seorang penyiar, pembahasan kala itu cukup ampuh mendongkrak semangat saya. Maklum, seharian bekerja di kantor sangat menguras tenaga. Sembari saya merapikan sisa pekerjaan saya, narasumber mengajak para pendengar agar senantiasa bersyukur kepada Allah SWT karena masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan yang agung, bulan mulia yang penuh dengan ganjaran pahala, bulan tarbiyah, pendidikan bagi kita dan keluarga dan juga bulan persatuan serta melahirkan solidaritas. Sehingga, kedatangan bulan yang penuh berkah ini menjadi kesempatan besar kita untuk meraih ketaqwaan di mata Allah SWT.

“Jadikanlah ramadhan sebagai madrasah bagi diri kita dan keluarga,” kata H. Hamdan yang juga merupakan Mantan Kankemenag Aceh Tengah.

Memasuki sesi pertanyaan dari masyarakat Aceh, dialog itupun semakin seru, beberapa pertanyaan lahir dari penyiar tentang ramadhan dan pendidikan keluarga. H. Hamdan dengan santai menjelaskan, bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Semua memiliki peran masing-masing tidak ada diskriminasi dan semua saling mendukung untuk kesuksesan semuanya.

Lanjut H. Hamdan, namun ada 5 ketahanan rumah tangga yang harus dimiliki oleh sebuah keluarga: 1. Suami-Istri pemimpin keluarga 2. Posisi anak menghormati orang tua 3. Orang tua menjaga dan melatih anaknya untuk kreatif 4. Keakraban Suami-Istri untuk kualitas perkawinan yang baik 5. Sikap melayani sebagai tanda kerukunan.

Hal yang sangat penting bahwa ramadhan merupakan Madrasah tarbiyyah untuk keluarga, ada sahur dan iftar bersama. Pada hari-hari biasa, sebuah keluarga belum tentu bisa berkumpul bersama, diakibatkan aktivitas masing-masing. Namun, selama ramadhan, kesempatan untuk berkumpul bersama lebih besar. Karena itu, ramadhan mampu melahirkan keharmonisan dan keakraban sebuah keluarga dalam meraih ridha Allah SWT, papar H. Hamdan dengan semangat sambal mengatakan bahwa bulan ramadhan merupakan saat yang tepat untuk merintis dan memulai proses menuju keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.

Untuk melengkapi penjelasannya, H. Hamdan juga mengajak pendengar untuk melihat firman Allah SWT QS At Tahriim : 6 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka … “. Ayat ini akan menjadi motivasi bagi pemimpin keluarga.

“Ayat ini merupakan landasan untuk mengajari dan mendidik anggota keluarga kita, menyuruh mereka kepada ketaatan, dan amar ma’ruf nahi munkar,” timpal H. Hamdan.

Kepala rumah tangga (ayah atau suami) mempunyai kewajiban untuk mendidik dan membimbing istri dan anak-anaknya menuju pemahaman Islam yang benar. Kepala rumah tangga harus dapat menjadi tauladan serta mampu memupuk semangat keluarganya saat mereka malas dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT.

Ibadah ramadhan bersama keluarga, tidak saja memberi kesegaran jasmani, kuat iman dan kejernihan hati, tapi juga mengembalikan nilai keharmonisan dan keakraban keluarga, dimana pada saat berkumpul keakraban dan canda tawa akan terpancar, menyelami bulan ramadhan seperti menyelami lautan hikmah yang sangat luas. Bulan ramadhan merupakan momentun yang pas untuk lebih akrab dengan keluarga, karena dapat berbuka dan sahur bersama.

“Ramadhan dapat dijadikan sebagai sarana memperkuat nilai-nilai kekeluargaan dan saat yang tepat untuk merintis dan memulai proses menuju keluarga sakînah mawaddah dan rahmah. Bulan Ramadhan, juga dapat menjadi bulan pendidikan bagi keluarga dalam banyak aspek, baik pendidikan keilmuan maupun pendidikan praktek. Jadi, mari menjadikan momen ini untuk keluarga kita menjadi lebih baik,” seru H. Hamdan.

Sementara itu, membiasakan tadarus, zikir, shadaqah, silaturrahim juga sangat layak dilakukan saat mengarungi bulan yang penuh berkah ini. Bulan Ramadhan membuka peluang dan kesempatan besar untuk mewujudkan keharmonisan rumah tangga, mulai dari kebersamaan, suasana keberagamaan, peningkatan kondisi rohani keluarga juga dapat kita latih seperti yang diteladani Rasulullah SAW. Belum lagi, kesempatan emas saat ada kesempatan berangkat bersama ke masjid atau mushalla/meunasah untuk melakukan shalat tarawih berjamaah.

H. Hamda menyarankan, sesekali, shalat tarawih bisa dilakukan di rumah bersama keluarga, seakan keakraban kian wujud kalau hal hal seperti ini dilakukan. Keluarga akan kian harmonis di bulan ramadhan jika dapat meluangkan waktu untuk berkumpul menunaikan program tadarus (membaca Al-Qur`an) bersama, bisa dilakukan pula dengan cara bergantian. Membaca Al-Qur’an bukan sekedar mengejar khatam (tamat, tapi sekaligus untuk menumbuhkan kebersamaan dalam suasana religius keluarga.

“Ramadhan adalah bukti bahwa kita bisa memberikan tempaan pendidikan kepada anak untuk ikut merasakan nasip orang banyak,” tegas H. Hamdan.

Tidak terasa, waktu satu jam jadi begitu bermanfaat. Rasa lelah yang sebelumnya menerpapun hilang. Banyak sekali ilmu yang saya dapat, lebih-lebih penyampaian disampaikan secara sederhana sehingga membuat para pendengar (termasuk saya) mudah mencerna.

Jadi tidak sabar, kira-kira besok sore dialog interaktif di RRI Banda Aceh membahasa tentang apa lagi ya? (SA)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.