Teknologi untuk Pilkada yang Lebih Baik

oleh

Catatan : Ismid Ridha Isma*

IsmidKERIUHAN Pemilu yang menciptakan polarisasi tajam di sebagian kalangan masyarakat terasa kian meresahkan. Contoh sederhana saya ambil ketika Pemilu Pemilihan Presiden lalu. Malam hari setelah hari pencoblosan, dua pasangan calon presiden-calon wakil presiden mendeklarasikan kemenangan. Hitung cepat (quick count) yang selama ini bisa menjadi rujukan siapa pemenang pemilihan pun terbelah karena ada lembah.

Saya melihat di sosial media, dua kubu saling klaim. Perang komentar ramai sekali dan mengerikan, saya terus memantau perkembangan berita hasil pemilu tersebut. Saya semakin terusik saat membaca berita tentang adanya salah satu kubu yang mengklaim telah menang berdasarkan real count yang dibuat. Belakangan, real count itu terbukti abal-abal karena hasilnya persis dengan hasil survei mereka pada 5 Juli saat itu.

Artinya, real count itu bohong, tetapi banyak yang percaya. Padahal, rumor ini efeknya bisa menimbulkan gesekan. Sebagai seseorang yang sedikit faham tentang dunia komputer saya merasa anak IT daerah ini bisa melakukan sesuatu. Kebetulan saat ini KPU sudah memakai data yang di unggah kepada publik dalam bentuk C1 (formulir rekapitulasi suara tingkat TPS) yang di-scan pada pemilihan presiden kala itu dan semoga data formulir C1 itu belaku di pilkada kali ini.

Akhirnya, keluarlah ide untuk membuat crowdsourcing seperti website www.kawalpemilu.org dan menggalang sukarelawan melalui jejaring media sosial, utamanya Facebook. Saya yakin dalam waktu singkat, ratusan orang mendaftar untuk bergabung sukarelawan yang membantu meng-input data dan mereka yang menjadi sukarelawan berasal dari semua kubu pendukung calon, bahkan mereka yang ”golput” pun turut serta.

Para sukarelawan bergotong royong meng-input isian C1 yang sebelumnya diunggah KPU pada seperti pada website http://pilpres2014.kpu.go.id/c1.php pada pemilihan presiden kala itu, Kawal Pemilu paling cepat merekapitulasi C1, jauh melebihi kecepatan KPU, dengan keakuratan yang sangat tinggi. Saya khawatir jika tidak ada sumber informasi yang melaporkan hasil pilkada secara independen, terbuka, dan bisa diverifikasi siapa pun akan menambah sengketa di masyarakat dan saya pernah melihat video di YouTube yang menampilkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang menelepon Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) kala itu.

Intinya, Presiden meminta agar KPU mengajak semua pihak ikut mengawal jalannya rekapitulasi suara. Antusiasme sukarelawan dalam pilkada sebenarnya luar biasa. Anak-anak muda yang biasa apatis dengan persoalan politik bergerak untuk turut serta dengan sukarela. Kita akan melihat partisipasi aktif masyarakat, terutama netizen. Ini membuktikan bahwa mereka sangat perhatian terhadap masa depan daerah ini.

Walaupun bekerja di bidang programming, saya sangat peduli dengan perkembangan politik. Kita tetap punya perhatian besar terhadap nasib daerah ini dan saya percaya perbaikan itu harus dimulai dari politiknya. orang-orang baik harus didorong untuk mengisi mengisi jabatan-jabatan penting.

Saya berharap Pemerintah ke depan bisa lebih berkomitmen dengan pengembangan IT. Inilah sejatinya kekayaan bangsa ini, bukan sekadar alamnya, Kekayaan alam itu cara pikir penjajah. Kita punya kekayaan manusia yang luar biasa.

Nah saya yakin anak IT di daerah ini juga mampu untuk menunjukan betapa penting pengaruh perkembangan IT untuk daerah ini. Saya ingin KPU tidak hanya berpikir bahwa “elite politik” yang menjadi faktor penghambat perkembagan teknologi serta menjadikan hal tersebut sebagai alasan keengganan KPU untuk melaksanakan pilkada ke arah yang lebih baik.

Melihat potensi pengembangan IT ini sangat besar. Asal dibuat kebijakan yang memudahkan perizinan dan permodalan, bahkan bisa memberikan hibah, saya yakin daerah bisa mengatasi ketertinggalan dan permasalahan pada pilkada yang akan datang sekaligus memberi ruang kepada anak-anak IT saat ini akan mencoba melakukan sesuatu untuk daerah.

Kini, saya hanya berharap siapa pun yang menang nanti berkomitmen untuk membangun daerah dan yang kalah mau legawa dan bersama-sama membangun daerah dengan semangat positif, tanpa fitnah.[]

*Pengamat perkembangan IT di Aceh Tengah

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.