Takengon-LintasGayo.co : Jika Aceh mau keluar dari kemiskinan maka harus mengejar sektor pertanian, hal ini dikatakan Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim sebagai pembicara dalam seminar Nasional Strategi Keberlanjutan kedaulatan pangan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean di Hotel Bayu Hill, Sabtu, 23 April 2016’yang dilaksanakan oleh Universitas Gajah Putih.
Dikatakannya 65,58 % masyarakat Aceh bekerja di sektor pertanian, dan 21 % diantaranya miskin, karena kebutuhan kalori perharinya tidak terpenuhi, lantai rumahnya tanah dan atapnya rumbia dan ukuran rumahnya tidak sesuai dengan jumlah orang didalamnya. “Ini adalah indikator masyarakat miskin,”katanya.
Dilanjutkannya, kenapa petani itu miskin, karena banyaknya dari petani yang luas lahannya tidak mencapai 1 Ha, dengan demikian produksinya juga rendah dan pendapatannya rendah, dan ada juga yang tidak memiliki lahan.
Sementara itu, Aceh berdaulat dalam hal pangan, karena memproduksi sendiri dan produksi padi dan Jagung masih surplus, hanya ada beberapa kabupaten dan kota saja yang harus mensuplai pangan dari kabupaten lain, seperti Sabang dan Bener Meriah juga harus mensuplai beras.
“Aceh ini berdaulat secara pangan, maka untuk Aceh sendiri MEA bukanlah tantangan melainkan adalah peluang,” ujarnya. (Feri Yanto)