Kenduri Berume i Linge Gayo

oleh

Catatan : Sertalia Gali

kenduri-Berume

Serta Lia Gali
Serta Lia Gali

MENANAM padi (berume-Gayo:red) merupakan mata pencaharian utama masyarakat Kemukiman Wihni Dusun Jamat Kecamatan Linge Aceh Tengah. Dan dalam prosesnya dari awal musim tanam hingga panen, masyarakat setempat masih berpegang teguh kepada kearifan lokal dengan melakukan prosesi adat tradisi berupa kenduri dengan harapan musim berume tidak mendapat gangguan dan beroleh berkah dari Sang Illahi.

Mereka masih sangat menghormati keberadaan pemangku adat bidang pertanian (Kejurun Belang-Gayo:red) yang saat ini dipangku oleh Tgk. M. Amin warga Kampung Delung Sekinel Kecamatan Linge.

Dalam kesempatan wawancara dengan Tgk. M. Amin, dijelaskan sejumlah proses kenduri dalam Berume diantaranya Kenduri Turun Inih, Kenduri Kulu ni waih, Kenduri Nayang, Kenduri Tumpit dan terahir Kenduri Syukuren.

Kenduri Turun Inih bermakna berdo’a saat akan menebar bibit padi di sawah yang merupakan awal akan dimulainya menanam padi atau bersawah. Masyarakat membawa sedikit bibit yang akan di tabur di persemaian (penyemen) dan dido’akan bersama di masjid. Di samping itu juga ada informasi yang disampaikan oleh Kejurun Belang kepada warga tentang waktu atau jadwal dimulainya turun ke sawah menanaman padi.

Kenduri ini bukan hanya sekedar berdo’a melainkan memberi arahan dan pemahaman kepada petani dalam mencapai peningkatan produksi tani dan mensyukurinya.

Selanjutnya Kenduri Kulu ni waih, maksudnya melakukan ritual berdoa di hulu air sumber pengairan areal persawahan yang bertujuan agar Allah SWT senantiasa tidak memutuskan ketersediaan air hingga masa panen padi.

Lalu Kenduri Nayang yang dilakukan saat tanaman padi sudah selesai dibersihkan dari gulma pengganggu pertumbuhan (mulamut) dengan harapan padi dapat berbunga (seroh) dengan sempurna.

Kenduri selanjutnya saat padi mulai berbuah, namanya Kenduri Tumpit (burung pipit). Sebuah ritual yang diisi do’a agar padi tidak dimakan burung Pipit secara berlebihan.

Dan saat panen tiba, warga menggelar Kenduri Syukuren (syukuran) yang sekaligus disertai dengan penyerahan Zakat sebagai kewajiban sebagai ummat Islam yang juga sebagai tanda syukur atas rahmat Allah SWT.

Tgk. M. Amin menegaskan tentang pentingnya mengikuti rangkaian prosesi Kenduri ini terutama dalam kebersamaan berdoa maupun memulai usaha tani secara bersama-sama (serentak) dengan tujuan mengurangi serangan hama dan panyakit padi. []

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.