Lombok-LintasGayo.co : Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IX di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 5-9 April 2016.
Salah satu pesertanya adalah Dema STAIN Gajah Putih, Takengon. Wakil Ketua DEMA STAIN Gajah Putih, Takengon, Ika Nurul Hidayah, Rabu 13 April 2016 mengatakan aliansi BEM SI adalah sekolompok mahasiswa dari BEM yang memiliki keresahan, kegelisahan dan kekhawatiran sebagai mahasiswa yang memiliki semangat terhadap keadaan saat ini.
“Negeri yang banyak onak dan duri didalamnya, sangat tidak baik jika mahasiswa hanya diam dan mengiyakan keputusan pemerintah. Mahasiswa harus bergerak memikirkan yang yang lebih baik untuk Indonesia, tidak ada cita-cita untuk meninggikan derajat sebagai mahasiswa akan tetapi mahasiswa sudah membulatkan tekad hal ini dilakukan hanya untuk negeri tercinta, hanya untuk rakyat tercinta,” ujarnya.
Berikut Isi Dekalarasi Mataram BEM Seluruh Indonesia :
Semenjak tanggal 5 April 2016 lalu, kami Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM – SI) melaksanakan Rapat Kerja Nasional di Universitas Mataram. Pulau Lombok dengan sebutan kota seribu masjid menjadi saksi bagaimana mahasiswa seluruh Indonesia berkumpul, berbagi, dan saling berdialektika satu sama lain dalam merumuskan gagasan untuk mengingatkan para elite pemerintahan kita agar semakin baik dalam menjalankan roda kepemimpinan di Indonesia.
RapatKerja Nasional Aliansi BEM SI berfokus untuk mengawal Kedaulatan Maritim Indonesia. Maritim adalah identitas bangsa Indonesia. Tujuh puluh persen wilayah negara kita adalah lautan. Itulah mengapa Indonesia lantas disebut nusantara. Menjadikan Indonesia sebagai poros maritime dunia adalah visi besar Presidenkita.
Pertanyaannya,
Sudah sejauh mana Indonesia bergerak menuju poros maritime dunia?
Ditengah sumber daya perikanan negeri ini yang melimpah, tindak illegal fishing masih terus saja menjadi. Kerugian negara ditaksir menyentuh angka 300 triliyun. Tentu ini menjadi sebuah hal yang sangat merugikan. Maka kami berharap, pemerintah menindak tegas segala bentuk penangkapan ikan secara illegal.
Hari ini, nelayan – nelayan Indonesia masih tidak hidup dengan nyaman. Disahkannya Undang – undang nelayan pada tanggal 15 Maret 2016 lalu kami harapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para nelayan negeri ini. Semoga UU ini memang mampu mendorong penguatan usaha yang mandiri, produktif, modern, dan melestarikan lingkungan dari sector perikanan Indonesia
Kemudian dari pada itu, kami mencatat sector infrastuktur Indonesia belum cukup siap dalam berlari menuju poros maritime dunia. Berapa banyak pelabuhan baru yang sudah dibuat? Berapa banyak kapal – kapal baru didatangkan? Fakta mengatakan sebagian besar kapal Fery di negeri ini sudah tidak layak jalan. Tenggelamnya kapal Raflesia II di selat bali menjadi bukti kongkret betapa bangsa ini masih belum siap menggapai mimpi menjadi poros maritime dunia.
Alihkan matamu kepada Nusa Tenggara Barat, perhatian yang lemah dalam sektor maritim jelas akan berdampak pada kehidupan pesisir dan kehidupan pertengahan dan perbatasan. Kami menuntut perhatian dan perbaikan serta perwujudan nawacita dari sektor maritim ini untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kami melaknat jikalau janji-janji ini hanya janji kosong untuk mendapat dukungan ketika pemilihan lalu, tanpa terasanya kemaslahatan masyarakat. Jaminlah kesejahteraan rakyat, tuntaskan kemiskinan, dan perhatikan sektor maritim kita.
Dan sebagai penutup daripada deklarasi ini, sebagai Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia kami ingin mempertegas. Aliansi BEM SI berdiri taktis dan strategis. Aliansi BEM – SI bersifat independen tanpa intervensi dari pihak manapun.
Demikian deklarasi mataram ini kami buat.
KoordinatorPusat
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia
Bagus TitoWibisono
(SP | DM)






