*Catatan Feri Yanto

Danau Lut Tawar merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh masyarkat dataran tinggi Gayo dan merupakan destinasi wisata yang sangat potensial dengan segala keindahannya, betapa tidak, danau ini berada di ketinggian 1200 mdpl dan di kelingin pegunungan yang hujau nan indah, serta memiliki udara yang cukup dingin, juga dikelilingi perkebunan kopi rakyat.
Dengan perkebunan kopi rakyat yang ada di kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah sebenarnya danau lut Tawat ini merupakan danau yang istimewa bila dibandingkan dengan danau yang lain yang ada di Indonesia, mengapa demikian, karena kopi itu sendiri sebenarnya cukup menarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke dataran Tinggi Gayo, karena memang perkebunan kopi yang sebagian besar adalah kopi Arabika Gayo itu merupakan kopi dengan kualitas terbaik di dunia.
Ditambah lagi Danau Lut Tawar menyajikan ekosistem danau yang memang khas seperti adanya ikan Depik (Rasbora Tawarensis) dan ikan kawan (Propuntius Tawarensis) yang merupakan ikan endemik Danau Lut Tawar, serta ikan air tawar lainnya yang ada di danau lut tawar menyajikan nilai yang cukup menarik perhatian para wisatawan maupun akademisi sebagai objek penelitian dan pihak lain yang ingin menikmati sajian Danau Lut Tawar.
Namun, segala yang ada di Danau Lut Tawar menjadi sesuatu yang tidak terlalu istimewa dengan berbagai permasalahan yang terjadi, dimulai dengan pencemaran air danau baik itu limbah masyarakat yang begitu deras masuk ke dalam danau, maupun disebabkan penyusutan danau baik itu karena faktor alam yang kian mengalami degradasi seperti berkurangnya pepohonan didaerah tangkapan air danau yang menyebabkan tidak stabilnya debit air yang masuk ke danau dan membawa partikel tanah yang pada akhirnya menyebakan pendangkalan.
Bukan hanya faktor alam, tapi saat ini ironisnya penimbunan danau dilakukan secara sengaja oleh tangan manusia yang dapat diakatan rakus penimbunan dilakukan untuk kepentingan yang sifatnya pribadi dan sementara, namun dampaknya sangat besar, dan berefek pada keberlangsungan ekosistem danau dalam jangka yang panjang.
Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi segala persoalan yang ada saat ini?, apakah cukup dengan mengutuk?, Dan atau sekedar mengeluarkan kata sumpah serapah, dan atau menyalahkan pihak lain?, saya kira tidak, akan tetapi langkah apa yang harus dilakukan untuk menjaga Danau Lut Tawar untuk tetap bisa terjaga, disinilah perlu banyak jajak pendapat untuk menemukan fikiran-fikian dan konsep yang bisa ditawarkan untuk menjaga keberlangsungan eksistensi, dan ekosistem yang ada di Danau Lut Tawar yang nantinya akan dieksekusi oleh pemerintah Daerah selaku pemangku kebijakan.
Adupun menurut hemat saya sendiri, Danau Lut Tawar sudah sepatutnya dikelola dan diberlakukan secara khusus, misalnya dengan membentuk suatu badan otoritas, diamana dengan adanya badan otoritas pengelolaan Danau Lut Tawar akan lebih terarah dan terkonsep dengan baik, dengan badan otoritas iniah nantinya bisa meningkatkan sumberdaya yang ada, baik itu sosial budaya yang ada didaerah seputaran Danau Lut Tawar maupun ekosistem yang ada di dalam danau Lut Tawar sebagai bagian dari objek pedukung daerah wisata, hal ini tentunya akan memperkuat kepedulian dan keterlibatan masyarakat secara luas.
Selain itu juga, Danau Lut Tawar bisa didaftarkan kepada Kementrian Pariwisata dan Kementrian Kemaritiman dan Sumberdaya sebagai salah satu destinasi wisata Nasional sehingga anggaran pengelolaan Danau Lut Tawar bisa dikucurkan dari APBN, karena saya meyakini bahwa Danau Lut Tawar dengan keindahan yang dimiliki tidaklah kalah dengan 10 destinasi wisata unggulan yang ada di Indonesia, seperti Danau toba, Tanjung Kelayang-Belitung, Tanjug Lesung-Banten, Pulau Seribu-DKI, Borobudur-Jateng, Bromo,-Jatim, Mandalika-Lombok, Morotai-Malut, Wakatobi, Sulteng, dan Labuan Bajo Komodo-NTT.
Hal itu semua akan semakin memungkinkan dengan adanya Bandara Rembele dengan kelas tiga yang beberapa waktu lalu diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Ir, H. Joko Widodo, yang nantinya para wisatawan baik dalam negri maupun luar negri akan dengan mudah mengakses Danau Lut Tawar yang berada di negri atas awan serta surga kopi ini.
Ditambah lagi kedekatan orang nomor satu di Republik ini dengan Danau Lut Tawar dan keindahan alam dataran tinggi Gayo serta masyarakat Gayo, bahkan orang nomor satu di Republik inipun tidak segan mengatakan dirinya orang Gayo dan mdi Gayo adalah kampung keduanya, seharusnya ini bisa ditangkap dan dimanfaatkan untuk kemudian menjadikan Danau Lut Tawar bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang di rekomendasikan di Indonesia, maka menurut saya tidak ada hal yang tidak mungkin bagi Gayo untuk menawarkan sumberdaya alam yang ada kepada masyarakat Indonesia maupun dunia, Halo Indonesia, Ayo ke Gayo!!!.
*Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon dan Wartawan Media Online LintasGayo.co