Ado Ine! Sampah Kertas Ucapan Milik Pendaki Kotori Burni Telong

oleh
(Foto: Beke)
(Foto: Beke)
(Foto: Beke)

Bener Meriah-LintasGayo.co: Keindahan objek wisata Burni Telong Kabupaten Bener Meriah yang cukup dikenal di Aceh ini ternyata banyak dicederai dengan sampah yang diduga milik para pendaki. Hal ini disampaikan oleh Suhaili, salah satu anggota Mahasiswa Gajah Putih Pencinta Alam (Mahagapa), Rabu (17/2/2106) malam.

Beke, sapaan akrab yang juga personil band tradisi Segapa Etnik ini mengaku sangat menyayangkan atas keteledoran para pendaki yang tidak perduli terhadap kebersihan Burni Telong.

“Saran saya mending jangan datang saja kalau hanya menikmati keindahannya (Burni Telong) tapi tidak memperdulikan kewajibannya,” tegas pemuda Kebayakan, Aceh Tengah ini.

Lanjutnya, banyak sekali jenis sampah yang ditemui di Burni Telong, salah saatunya kertas bertuliskan ucapan-ucapan yang selama ini sering dilakukan para pendaki untuk menyapa kerabatnya.

Hari ini, Beke bersama rekannya Dedingin dan Tengolon serta sejumlah pemuda lain dari Lampahan, Bener Meriah ikut mendampingi pencinta alam asal Swiss yakni Eva dan Patric. Mereka turut menyayangkan melihat sampah kertas yang berserakan di sekitaran Burni Telong.

“Sesampai disana, kita putuskan untuk gotong royong membersihkan semua sampahnya,” aku Beke.

Parahnya lagi, tambah Beke, selain mencemari lingkungan, tidak sedikit tumbuhan di sekitar Burni Telong yang rusak, salah satunya bunga Edelewis (Bunga abadi) yang tergolong langka.

“Banyak sekali yang rusak, dipetik sesukanya saja. Ini bukan mencintai alam namanya, malah merusak,” kata Beke geram.

Padahal, kata Beke, di sepanjang jalan menuju Burni Telong sudah banyak dibuat papan-papan berisi peraturan yang harus dipatuhi para pendaki. Tapi sayang, semuanya di abaikan.

“Sebanyak apapun peraturan yang dibuat semuanya kenbali ke diri masing-masing. Jika kesadaran masih rendah, lebih baik tidak usah datang,” terang Beke.

Beke menyarankan, agar kedepan petugas Burni Telong bisa mengecek semua perlengkapan dan benda yang dibawa oleh kelompok pendaki. Harus ada aturan yang lebih tegas jika seandainya kedapatan sengaja mengotori lingkungan. Selain itu, para pendaki mesti dilarang untuk membawa benda-benda yang berpotensi menyebabkan sampah. Begitu juga ketika kembali pulang mesti di cek ulang.

“Itu jadi salah satu solusi untuk menjaga lingkungan dan kekayaan yang dimiliki Burni Telong saat ini sebelumnya nanti tinggal cerita,” tutup Beke.(Supri Ariu)

(Foto: Beke)
(Foto: Beke)
(Foto: Beke)
(Foto: Beke)
(Foto: Beke)
(Foto: Beke)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.