
SABTU pagi (30 Januari 2016), sekitar pukul 7, embun masih membalut Kota Takengon, Aceh Tengah. Seperti biasa, masyarakat suku Gayo yang mendiami daerah berjuluk negeri di atas awan ini mulai melakukan aktivitasnya masing-masing. Trotoar jalan dipenuhi anak-anak sekolah, pajak Paya Ilang disesaki para pedagang dan pembeli juga warung kopi mulai menebarkan aroma yang memanjakan hidung.
Sementara itu, di sisi kota, dua unit mobil tampak melaju menuju salah satu objek wisata Takengon, Bur Gayo. Kedua mobil itu datang jauh-jauh dari Banda Aceh. Anggun, Anjita, Akmal, Nurul, Safira dan Nanda yang merupakan dokter gigi muda asal Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh mengaku memilih Takengon dan Bener Meriah sebagai sasaran objek wisata mereka di Aceh.
Mereka datang ke Gayo untuk menghilangkan penat di sela-sela tugas mengikuti kepaniteraan klinik atau ko-asisten (KOAS). Selain 6 dara cantik ini, saudara Anjita yakni Ajid, Husein, Icha, dan Devika dari Kota Langsa tidak mau ketinggalan menikmati suasana liburan di Gayo.
“Subhanallah, indah sekali!” teriak Devika girang ketika sampai di Bur Gayo. Tidak ketinggalan, kamera saku jadi andalan untuk mengabadikan penampakkan hamparan Kota Takengon dan danau Lut Tawar dari gunung bertuliskan Gayo Higland itu.
Setelah puas di Bur Gayo, sejumlah situs sejarah yang terdapat di seputaran danau yang merupakan kebanggaan masyarakat Gayo itu jadi tujuan mereka selanjutnya. Loyang Koro, Ceruk Mendale atau Putri Pukes tak ketinggalan dari kunjungan mereka.
Selain situs sejarah, Air Terjun Mangaya tak luput dari perjalanan mereka yang dominan mengaku baru kali pertama datang ke Gayo,”Suara airnya menenangkan sekali, udaranya dan airnya segar sekali. Meskipun capek berjalan, semuanya lunas terbayar. Ini benar-benar terapi jiwa,” ungkap Anjita.
Selanjutnya, perjalanan beralih ke Bener Meriah, tepatnya di kawasan Jamur Ujung sekitar 25 kilometer dari Takengon. Disana mereka mengunjungi warung kopi (Warkop) Seladang Coffee. Warkop ini jadi salah satu tempat wisata jagoan mereka karena suguhan suasananya. Didirikan di tengah-tengah kebun kopi, interior bangunan yang menarik, tak ketinggalan kenikmatan kopi dan keramahan pemilik warkop menyempurnakan semuanya.
“Suasananya nyaman dan kopinya enak. Khususnya istri Bang Gembel (Pemilik warung), beliau ramah sekali, wawasannya juga luas. Kami banyak dapat ilmu tentang kopi dan sosial,” kata Anggun yang di amini Akmal.

Wisata Pantan Terong di Takengon jadi tempat favorit mereka selanjutnya, panorama yang disajikan alam membuat mereka tak henti-henti mengabadikannya,”Siapapun yang melihat ini pasti takjub. Enggak sesikitpun rugi buat liburan kesini,” kata Safira renyah.
Setelah selesai berkeliling Takengon dan Bener Meriah selama dua hari penuh, pemandian air panas di Simpang Balik, Bener Meriah menutup momen liburan mereka,”Rasanya senang dan puas datang ke sini (Gayo). Banyak pengalaman seru,” ungkap Nurul.
Bagi anda yang bingung memilih tempat liburan di Aceh, Gayo jadi pilihan tepat. Kapanpun, Panorama alam, sajian kuliner dan seni budaya yang ada di Gayo baik Aceh Tengah, Bener Meriah atau Gayo Lues, siap menyambut kedatangan anda. Nah tunggu apa lagi, Ayo ke Gayo! (Supri Ariu)